GORAJUARA - Artikel ini akan membahas biodata dan perjalanan karier Subarkah Hadisarjana, seorang seniman serba bisa yang menghembuskan napas terakhirnya pada usia 67 tahun.
Pria yang akrab disapa Ayah Barkah ini lahir pada 25 Juni 1958 dan dikenal memiliki banyak peran dalam dunia seni.
Dalam perjalanan kariernya, Subarkah aktif di dunia teater, tidak hanya sebagai aktor tetapi juga sebagai penata rias, penata artistik, dan perancang busana.
Baca Juga: Subarkah Hadisarjana Tutup Usia, Syahnaz Haque Sampaikan Rasa Duka Mendalam
Ia pernah tampil di Filipina, Malaysia, dan Singapura bersama Teater Kecil dalam pementasan Ozon dan Sumur Tanpa Dasar.
Selain itu, ia juga membawa drama yang sama ke empat kota di Amerika Serikat melalui program Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat (KIAS).
Di dunia perfilman, Subarkah turut membintangi berbagai judul layar lebar, di antaranya Kipas-kipas Cari Angin (1989), Gonta Ganti (1990), Makelar Kodok Untung Besar (1990), Boleh Dong... Untung Terus (1992), Kafir (2002), Petualangan 100 Jam (2004), 17th (2004), Ai Lop Yu Pul (2009), hingga Get Married 3 (2011).
Namanya juga dikenal dalam dunia sinetron.
Beberapa judul yang pernah ia bintangi antara lain Pelangi di Hatiku (1993), Benang Emas (1994), Si Doel Anak Sekolahan (1994), Akal-Akalan (1996), Sarana Angkutan Rakyat (1996), Wah Cantiknya (2001), Sok Kenal Sok Dekat (2003), hingga Cintaku di Rumah Susun Season 1-2 (2003-2005).
Selain berakting, Subarkah juga dikenal sebagai penata rias andal.
Ia terlibat dalam berbagai produksi teater dan film layar lebar, termasuk film Pengkhianatan G 30 S/PKI (1982) serta bertanggung jawab atas efek khusus di film Jakarta ‘66 (1983).
Tak hanya berkecimpung di dunia seni, Subarkah juga berkontribusi dalam dunia pendidikan.