Film ini menawarkan pengalaman yang tak terlupakan dengan nuansa ketegangan yang membangun dari awal hingga akhir.
Festival yang Meriah
Malam pembukaan festival ini telah sukses menarik perhatian lebih dari seribu tamu, termasuk para selebritas terkemuka dari Korea dan internasional.
Balai Kota Bucheon, Museum Manhwa Korea, dan CGV Sopung akan menjadi tempat-tempat yang menyajikan pemutaran film-film pilihan, sementara festival juga dapat dinikmati secara daring melalui platform wavve.
Baca Juga: Fakta One Piece: TERUNGKAP! Ini Dia Shichibukai yang Dikalahkan Portgas D Ace, Dijuluki Raja Kadal
Inovasi di BIFAN+
Tahun ini, BIFAN mengenalkan BIFAN+, sebuah inisiatif untuk merespons perubahan di industri film global.
Salah satu inovasi yang paling mencolok adalah pengenalan kompetisi film AI pertama di Korea, yang menampilkan karya-karya yang diciptakan menggunakan kecerdasan buatan.
Menurut Direktur Festival BIFAN, Shin Chul, "Kami sangat bangga menghadirkan lokakarya AI dalam produksi film untuk pertama kalinya, menggunakan program AI seperti Runway dan GEN-3 Alpha. Konferensi internasional tentang AI dalam produksi film juga menjadi bagian penting dalam agenda tahun ini, dengan mengundang spesialis terkemuka dari dalam dan luar negeri."
Kesempatan untuk Perfilman Indonesia
Partisipasi film-film Indonesia dalam ajang internasional ini bukan hanya tentang meraih penghargaan, tetapi juga membuka pintu untuk lebih dikenal secara global.
Dukungan terhadap pengembangan cerita-cerita yang kaya budaya dan penuh inovasi diharapkan dapat mengangkat nama perfilman Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.
Dengan demikian, keberadaan film-film seperti Siksa Kubur, Malam Pencabut Nyawa, dan Possession: Kerasukan di ajang International Fantastic Film Festival di Bucheon, Korea Selatan, bukan hanya sebuah kebanggaan, tetapi juga langkah penting dalam memperkuat eksistensi perfilman Indonesia di panggung internasional. ***