Kami telah menunggu lama untuk bermain bersama kalian," ujar Bruno Mars di hadapan penonton di Tel Aviv.
Bruno Mars juga menyanyikan lagu "Calling All My Lovelies" dengan menambahkan kalimat dalam bahasa Ibrani, "Ani Ohev Otach" yang berarti "Aku Mencintaimu".
Selain itu, dalam lagu "Marry You", ia mengganti lirik "dancing shoes" menjadi "Tel Aviv, I Think I want to marry you!" atau "Tel Aviv, sepertinya aku ingin menikahimu".
Pernyataan-pernyataan ini menimbulkan kontroversi dan membuat banyak penggemar di berbagai belahan dunia merasa tidak nyaman, termasuk di Indonesia.
"Yang masih konsisten boikot, aku harap kalian urungkan niat buat nonton konsernya zionis ini di Indonesia. Tolong bantu spread awareness karena masih banyak warga yang belum tau kalo dia ini zionist. Mending uangnya ditabung atau buat yang lain," tulis salah satu pengguna X dengan akun @RJ****.
Komentar ini mengundang berbagai reaksi dari netizen lainnya yang setuju untuk memboikot konser Bruno Mars di Jakarta.
"Reminder that Bruno Mars is a zionist. He played in Israel on October 4th, ignoring BDS, JVP, etc. Said 'Tel Aviv, I think I wanna marry you', that he'd been waiting a long time to play there and hoped to come back soon... and he was going to play again on Oct 7," tulis akun @it**** dalam komentarnya.
Seruan boikot ini jelas menjadi sorotan, mengingat popularitas Bruno Mars di Indonesia yang cukup besar. Banyak penggemar yang kecewa dan merasa perlu mengambil sikap atas apa yang mereka anggap sebagai dukungan terhadap tindakan zionis.
Namun, tidak sedikit juga yang tetap ingin menonton konser tersebut, menganggap bahwa musik seharusnya tidak dicampuradukkan dengan politik.
Bagi para penggemar yang tetap ingin menyaksikan konser Bruno Mars di Jakarta, informasi mengenai pembelian tiket sudah tersedia.
PK Entertainment telah memberikan petunjuk dan langkah-langkah mudah untuk mendapatkan tiket konser yang sangat dinanti ini.
Di sisi lain, mereka yang mendukung aksi boikot terus berusaha menyebarkan kesadaran dan informasi terkait pernyataan Bruno Mars di Tel Aviv.