"Sedangkan pada mereka yang memiliki berat badan normal tidak ada perubahan yang signifikan," jelas Dokter Dion.
Meskipun puasa disebut dapat menurunkan berat badan, Dokter Dion menjelaskan bahwa komposisi tubuh bisa berubah lagi ke depannya.
"Namun, perlu diketahui juga bahwa 2-5 minggu setelah Ramadhan berat badan dan komposisi tubuh para peserta itu cenderung kembali lagi sebelum Ramadhan," ungkap Dokter Dion.
"Jadi penurunan berat badan dan massa lemaknya itu sulit buat dipertahankan," sambung Dokter Dion.
Terkait hal tersebut, Dokter Dion menegaskan bahwa bulan puasa atau Ramadhan seharusnya menjadi pemantik membangun hidup sehat jangka panjang.
Baca Juga: Nahas, Mobil Mitsubishi Xpander Seruduk Showroom, Tabrak Porsche Seharga Rp9 Miliar
"Ini juga yang sering saya katakan bahwa bulan puasa sebaiknya dijadikan sebagai momentum awal, sebagai pemantik untuk membangun kebiasaan hidup sehat jangka panjang.
"Bukan sebagai ajang buat turun berat badan sebanyak-banyaknya, secepat-cepatnya," ungkap Dokter Dion.***