GORAJUARA - Anda sedang mencari tempat berkumpul dengan keluarga yang menghadirkan suasana tentram seperti di kampung halaman sendiri tetapi tidak terlalu jauh dari pusat kota Bandung? Ya, coba deh mampir ke Restoran Laksana di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung.
Di sini, anda bisa merasakan suasana pedesaan di tengah Kota Bandung. Selain suasananya yang mendukung, menu makanan di Laksana cabang Ahmad Yani ini disebut sebagai another level of masakan Sunda, loh!
Belum lama ini, Humas Kota Bandung berkesempatan mampir ke restoran ini. Lokasinya mudah diakses, terletak di sebelah kanan Jalan Ahmad Yani.
Ada banyak cara menikmati waktu sambil berkumpul dan menyantap makanan Sunda di sini. Mulai dari lesehan atau menggunakan aula dengan kapasitas sekitar 60 orang.
Jika anda menyukai suasana pedesaan dengan diiringi gemercik air sembari berbincang dan bermain bersama anak, anda bisa coba memesan tempat saung dan lesehan. Di sini, ada cukup banyak saung-saung yang cukup untuk sekitar 8-10 orang.
Varian menu di Laksana cabang Ahmad Yani juga mengingatkan kita pada makanan khas Jawa Barat yang mungkin lebih dikenal oleh generasi terdahulu. Misalnya ampas kecap atau picung, yang disebut sebagai menu osengan andalan mereka.
Selain itu, ada juga beberapa menu andalan yang bisa anda jajal. Mulai dari gepuk, babat raweuy, ataupun tamusu.
Selain itu, Laksana cabang Ahmad Yani juga memiliki kedai kopi dan membuka sesi live music. Untuk sesi ini, anda bisa menikmatinya pada akhir pekan, yakni hari Sabtu mulai pukul 17.00-21.00 WIB.
General Manajer Laksana cabang Ahmad Yani, Bidi Ashri Medini menyebut, rumah makan legendaris ini merupakan cabang ke-9 dari total 11 cabang restoran Laksana yang ada.
Menurutnya, keunggulan cabang Ahmad Yani ini memiliki area yang lebih luas. Sehingga selain untuk kumpul keluarga, area yang ada juga memungkinkan anak-anak bermain di luar ruangan dan menikmati suasana ala pedesaan.
Baca Juga: PERHATIAN! Inilah 5 Makanan yang Baik untuk Penderita Diabetes, Mayoritas Mudah Didapatkan di Pasar
Dari segi menu, Bidi menyebut ada belasan jenis osengan yang bisa dicoba dan sulit ditemui di tempat lain.