GORAJUARA - Kecap laron merupakan salah satu ikon kebanggaan Tuban. Kecap ini menjadi primadona di pasaran baik di Tuban maupun luar Tuban, kualitasnya yang mampu bersaing dengan kecap premium lainnya.
Produk lokal ini berkali-kali telah mengalami berbagai cobaan sebelum berhasil mencapai kesuksesan sekarang.
Terkenal dengan cita rasanya yang sedap dan gurih, tak heran kalau harganya jadi selangit. Namun, harganya sebanding dengan rasa yang disajikan.
Baca Juga: Wajib Tahu, Inilah 8 Produk Terkenal Asal Israel yang Diboikot Oleh Dunia
Pemilik pertama atau pembuat kecap laron ini adalah Bapak Yuwono Hadisoesanto pada tahun 1945 asal kampung Kawatan Tuban.
Mengapa ia memilih nama laron untuk menjadi nama dalam produk kecapnya, karena filosofinya yaitu laron hidupnya berkelompok, saling membantu, rukun, dan tidak pernah tarung.
Yuwono menjalankan usahanya selama 17 tahun. Waktu yang sangat lama.
Setelah itu, estafet kepemimpinan harus berganti ke penerus selanjutnya yaitu putra Yuwono yang bernama Handoyo Hadisutanto.
Dalam rapat keluarga, Handoyo ditunjuk untuk menyelamatkan pabrik kecap Cap Laron pada tahun 1972. Pabrik terlilit utang dalam jumlah yang besar.
Semula Handoyo menolak karena dua alasan.
Baca Juga: 35 Rekomendasi Lomba Agustusan Untuk Beregu Yang Seru dan Menghibur
Pertama, ia punya bisnis yang cukup maju dengan karyawan 35 orang, bisnis kue semprit cap Manalagi di Surabaya.
Kedua, di antara 5 saudara-saudaranya pasti akan iri karena bagaimanapun usaha ini kebanggaan keluarga dan telah berjasa membesarkan anak-anak papanya.