Mereka berjualan door to door ke Tanah abang, Pasar Baru hingga ke Bali dengan menempuh perjalanan 30 jam menggunakan mobil.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata Dekat Jakarta, Udara Sejuk, Pemandangan Gunung yang Indah, HTM Murah...
Awalnya, mereka hanya menjual batik secara grosir. Namun, pada suatu ketika mereka kedatangan tamu dan tertarik untuk membeli batik mereka.
Sejak saat itu, Ibnu dan Sally memutuskan untuk menjual batik secara retail dan membuka toko pertamanya di garasi rumah yang berukuran 4x4 meter.
Tahun 2008, Malaysia sempat mengklaim batik yang membuat masyarakat Indonesia geram dan berbondong-bondong membeli batik.
Sampai akhirnya pada tahun 2009 UNESCO menetapkan hari batik di Indonesia.
Dari tahun 2008-2012 omset dari penjualan batik semakin meningkat. Akhirnya Ibnu dan Sally memutuskan untuk membeli lahan seluas 2 hektar bekas pabrik rotan di Cirebon.
Kini, Batik Trusmi berdiri dengan megah dan menjadi pusat batik terbesar dan terlengkap di Cirebon. Tak hanya Batik Trusmi, Ibnu dan Sally pun mendirikan pusat batik di Bali yang diberi nama The Keranjang Bali.***