Digitalisasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dengan mengurangi kebocoran yang semula mencapai 78 persen menjadi hanya 22 persen.
Kerjasama dengan Cyber Pungli Jabar juga membantu mengurangi potensi pungli yang kerap terjadi di pasar-pasar tradisional.
"Potensi pendapatan melalui BUMD sangat besar, dan kami optimis digitalisasi ini dapat memaksimalkan potensi tersebut," jelas Eliandi.
Baca Juga: Disaksikan Ribuan Warga yang Tumpah Ruah, 12 Jam Non Stop Bandung Ngurulung Angklung Pecahkan Rekor!
Respon dari pedagang dan masyarakat terus positif, meskipun ada sedikit perbedaan dalam kebiasaan.
"Awalnya kami ragu, tapi ternyata mereka sangat antusias dengan sistem baru ini," kata Eliandi.
Dengan 37 pasar dan sekitar 27.000 ruang dagang, sistem ini akan memastikan semuanya terdata dengan baik, sehingga memudahkan pengelolaan dan pemantauan.
Perumda Pasar Juara bercita-cita menjadikan Bandung sebagai kota studi tiru dalam sistem tata kelola pasar.
Sebagai kota distribusi utama di Jawa Barat, Bandung memerlukan informasi dan respon cepat untuk perkembangan pasar yang pesat.
"Kami ingin pasar di Bandung menjadi tujuan wisata bagi pengunjung dari luar kota," tutur Eliandi.
Transformasi digital ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi dan pendapatan, tetapi juga memperkuat posisi Bandung sebagai kota distribusi dan tujuan wisata pasar yang inovatif dan modern.
Baca Juga: Raffi Ahmad Akhirnya Naik Haji Tahun Ini, Tangis Nagita Slavina Pecah Hingga Suami Lakukan Hal Ini
Melalui digitalisasi, Bandung diharapkan bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam hal tata kelola pasar yang efisien dan transparan.