Di masa pemerintahan Wali Kota Otje Djundjunan, aktivitas pembangunan di kawasan ini meroket.
Restoran Babakan Siliwangi dan berbagai fasilitas wisata lainnya dibangun, menciptakan suasana pariwisata yang hidup dan ramai.
3. Periode 1990an - Kini: Kontroversi dan Pemulihan
Namun, langkah menuju komersialisasi tidak datang tanpa kontroversi. Rencana pembangunan lebih lanjut, terutama yang melibatkan pihak swasta, menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Baca Juga: Konser Gratis Iwan Fals 2024 Tema 'Gaung Merah SeGALAnya' di 25 Kota, Cek Apakah Kotamu Termasuk?
Perdebatan ini semakin memanas ketika Restoran Babakan Siliwangi hangus terbakar pada tahun 2003, menambah kompleksitas situasi.
Namun, semangat untuk mempertahankan Babakan Siliwangi sebagai hutan kota terus berkobar.
4. Pengembangan Babakan Siliwangi Kini: Kembali ke Akar
Langkah besar diambil pada tahun 2011 ketika PBB mendeklarasikan Babakan Siliwangi sebagai hutan kota dunia.
Baca Juga: Menguak Tabir Kasus Vina Cirebon: Saka Tatal Mengaku Kenal dengan Pegi Setiawan, Ternyata...
Pemerintah Kota Bandung kemudian mengambil tindakan dengan memutuskan kerjasama dengan pihak swasta pada tahun 2013, mengembalikan pengelolaan sepenuhnya ke tangan pemerintah.
Upaya untuk menata Babakan Siliwangi sebagai hutan kota yang dapat diakses oleh masyarakat terus dilakukan, dengan melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak.
Babakan Siliwangi, dengan segala sejarahnya yang berliku dan penuh tantangan, menjadi cerminan dari perjuangan untuk menjaga lingkungan dan warisan alam yang berharga.
Dalam menatap masa depan yang lebih baik, langkah-langkah untuk merawat dan mengembangkan kawasan ini sebagai ruang terbuka hijau yang berkelas dunia terus digalakkan, semoga menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya.***