Keduanya merupakan cucu dari Prabu Siliwangi.
Diceritakan, kedua adik beradik tersebut berguru ke salah satu orang sakti.
Meskipun akhirnya mereka memiliki ilmu sakti seperti yang diajarkan gurunya, namun keduanya melanggar aturan yang diberikan sang guru, yang mana pada masa itu sang guru melarang keduanya untuk mandi di kolam penuh ikan.
Baca Juga: Mengenal Sosok Syekh Abdul Muhyi, yang Makamnya di Pamijahan Tasikmalaya Sering Dikunjungi Peziarah
Namun karena larangan tersebut tidak mereka gubris, sehingga mau tak mau, mereka kemudian menjelma sebagai seekor macan.
Dalam cerita yang lain disebutkan bahwa, kedua macan tersebut kemudian dirawat oleh Raja Panjalu.
Sehingga keduanya kemudian bersumpah akan melindungi Situ Lengkong Panjalu yang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Panjalu.
Meskipun memang, ketiga hal tersebut hanyalah sebuah mitos.
Namun masyarakat yang tinggal di sekitar Situ Lengkong Panjalu percaya, bahwa dengan adanya mitos-mitos tersebut bisa membuat orang lebih berhati-hati dalam segala tingkah lakunya.
Terutama yang berkaitan dengan upaya pengrusakan alam di sekitar Situ Lengkong Panjalu.
Karena jika hal tersebut dilakukan. Bukan tak mungkin, sosok-sosok yang ada dalam cerita mitos tersebut bisa saja tak terima.
Bahkan mungkin akan menghukum orang-orang yang memiliki niat jahat terhadap kelestarian Situ Lengkong Panjalu, sebagai objek wisata religi dan wisata alam.***