Pada awal pertemuan baik Sangkuriang mau pun Dayang Sumbi belum menyadari jika mereka itu Ibu dan anak.
Dayang Sumbi menyadari hal tersebut ketika melihat tanda di bagian kening sebelah atas Sangkuriang.
Dirinya merasa kaget dan menjauhi Sangkuriang yang ternyata anaknya sendiri, berdasarkan tanda tadi.
Namun, ketika Dayang Sumbi mengungkapkan kebenaran tadi, Sangkuriang tidak mempercayainya.
Dayang Sumbi pun akhirnya mencari cara dan jalan untuk menggagalkan hubungan dirinya dengan sang anak.
Padahal Sangkuriang sudah mendesak mengajukan lamaran untuk menikahi dirinya.
Dayang Sumbi kemudian mengajukan permintaan yang menurut pemikirannya adalah satu-satunya jalan untuk menggagalkan rencana Sangkuriang meminangnya.
Sungguh di luar dugaan, permintaannya dengan sepenuh hati disanggupi Sangkuriang, bahkan akan dikerjakannya sesuai permintaan.
Sangkuriang harus membuat bendungan dan perahu dalam semalam, ia sanggup melakasanakannya.
Dayang Sumbi merasa was-was dan khawatir ketika Sangkuriang hampir saja menuntaskan permintaanya.
Telaga sudah berhasil diselesaikan dalam waktu yang sangat cepat, perahu pun bahkan sudah dibentuk dan hampir tuntas, sekedar tinggal merapihkan.
Dayang Sumbi, bergegas mencari cara dengan mendatangkan fajar sebelum waktunya dengan bantuan Sunan Ambu yang mengkibarkan boeh rarang.
Sehingga di timur seolah-olah fajar telah datang, disusul dengan terdengarnya kokok ayam jantan.
Sesuai dengan perjanjian segalanya harus selesai sebelum fajar tiba, tetapi Sangkuring belum menuntaskan secara sempurna.
Para Guriang yang membantu pekerjaan Sangkuriang berteriak, lari kembali ke alam gaib, takut dengan datangnya siang.