Keindahan Wisata Ziarah Makam Sunan Sendang Duwur yang Jarang Orang Tahu

photo author
- Selasa, 3 Oktober 2023 | 13:42 WIB
Ziarah Makam Sunan Sendang Duwur (@lamongantourism)
Ziarah Makam Sunan Sendang Duwur (@lamongantourism)

GORAJUARA - Makam Sunan Sendang Duwur adalah salah satu wisata religi yang ada di Kabupaten Lamongan. Makam ini merupakan tempat peristirahatan terakhir salah satu tokoh penyebar agama Islam di tanah Jawa.

Lokasi lengkapnya berada di atas bukit Amitunon, desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.

Raden Noer Rahman (nama asli dari Sunan Sendang Duwur), dulunya dikenal pernah memindahkan masjid hanya dalam waktu semalam dari mantingan ke bukit Amitunon, hingga saat ini dikenal dengan nama Masjid Sendang Duwur.

Baca Juga: Cerita Tersembunyi di Antara Daun Rindang, Misteri Curug Cijalu di Subang dan Mitos Enteng Jodoh

Sunan Sendang Duwur hidup pada masa antara tahun 1520-1585 M. Merupakan tokoh wali di luar Walisongo yang ikut berperan dalam menyebarkan agama Islam di Lamongan, Jawa Timur. Hidup sezaman dengan Sunan Drajat, putra Sunan Ampel. Berikut kisah hidupnya.

Raden Noer Rahmat atau lebih dikenal dengan sebutan gelar Sunan Sendang Duwur, putra Abdul Kohar bin Malik bin Sultan Abu Yazid yang berasal dari Baghdad yang terdampar di wilayah perairan Sedayu Lawas, saat melakukan perdagangan dan berdakwah.

Di Sedayu Lawas Abdul Kohar menikah dengan Dewi Sukarsih, putri Tumenggung Joyosasmito. Pernikahan itu dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Raden Nur Rahmad. Beberapa tahun kemudian terjadilah peperangan hebat antara Kadipaten Sedayu Lawas dengan Kadipaten Tuban.

Baca Juga: Link Nonton Jujutsu Kaisen Season 2 Episode 11 Plus Spoiler, Intip Nasib Gojo Satoru Setelah Disegel

Dalam pertempuran Sedayu Lawas melawan Kadipaten Tuban mengakibatkan wafatnya Syekh Abdul Kohar. Hal ini mengakibatkan Dewi Sukarsih prihatin dengan keselamatan anaknya. Kemudian beliau membawanya ke wilayah Sendang Duwur.

Di sinilah memulai kehidupan baru. Menginjak usia dewasa Raden Noer Rahmat bekerja membantu ibunya bercocok tanam, menanam tebu, siwalan, ubi, dan tanaman lain. Hasil tanaman tersebut dijadikan bekal untuk hidup bersama ibunya yang sudah tua.

Selain bercocok tanam, untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari, Raden Noer Rahmat melakukan dakwah kepada masyarakat sekitar. Walau masyarakat pada zaman itu mayoritas beragama Hindu, tetapi hal itu bukan penghalang bagi Raden Noer Rahmat untuk menggungkap kebenaran Islam.

Baca Juga: Keren! Usai Luncurkan Baby Land Cruiser, Harganya Cuma Segini

Makam beliau cukup unik karena adanya perpaduan antar dua kebudayaan yaitu Islam dan Hindu. Di Makam tersebut terdapat banyak ukiran-ukiran istimewa dari kayu jati yang mempunyai nilai seni tinggi, ukiran tersebut berada di area dinding penyangga cungkup pada Makam tersebut.

Kisah Sunan Sendang Duwur yang sangat terkenal adalah perihal pemindahan masjid yang sekarang berdiri megah di samping makamnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Janitra Achmad

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini