GORAJUARA - Dahlan Iskan sayangkan penggunaan gas air mata oleh polisi pada tragedi Kanjuruhan beberapa waktu yang lalu.
Penyebab tragedi Kanjuruhan yang memakan korban jiwa 187 orang, masih belum diketahui.
Ada dugaan jika penyebab utama jatuhnya ratusan korban jiwa di tragedi Kanjuruhan adalah pengguna gas air mata.
Kepolisian berdalih jika pengguna gas air mata sudah sesuai dengan prosedur pengendalian masa.
Padahal dalam aturan FIFA, penggunaan gas air mata tidak diperbolehkan dalam pengendalian masa pada pertandingan sepak bola profesional.
Sebagai pencinta sepak bola, Dahlan Iskan menyayangkan penggunaan gas air mata.
Menurut Dahlan Iskan, petugas keamanan harusnya menggunakan bahasa sepak bola dalam mengendalikan suporter sepak bola.
Polisi seharusnya menenangkan masa dengan cara yang baik, bukan memakai atau memukul apalagi dengan menggunakan gas air mata.
Hal ini dikarenakan, solidaritas suporter sepak bola sangat kuat. Jika mereka melihat temannya dimaki-maki atau di tendang, suporter yang lain akan ikut menyerang polisi.
"Sepak bola itu pemersatu bangsa. Di situlah Muhammadiyah dan NU bisa benar-benar bersatu. Demikian juga pengikut Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Pun pendukung Anies Baswedan dan pendukung Ahok.
Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: bahasa bola.
Maka satu-satunya bahasa yang harus digunakan di lapangan bola adalah bahasa bola. Jangan bahasa yang lain. Apalagi bahasa gas air mata. Tidak boleh ada yang sensi di situ. Pun ketika dicaci dan terkena ludah. Bahkan pecahan air kencing yang dibungkus plastik." Tulis Dahlam Iskan di Catatan Harian Dahlan Iskan.