GORAJUARA - Tragedi mengerikan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu 1 Oktober 2022, membuat kaget publik tanah air bahkan mungkin dunia.
Bagaimana tidak, tragedi kerusuhan pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya itu, memakan korban hingga jumlahnya mencapai ratusan.
Berdasarkan kabar dari pihak kepolisian, korban meninggal dari tragedi kerusuhan di Kanjuruhan itu berjumlah 127 orang.
Baca Juga: Presiden Widodo Ucapkan Bela Sungkawa Bagi Korban Tragedi Sepak Bola di Stadion Kanjuruhan Malang
Namun jumlah tersebut terus bertambah yang kini mencapai angka 182 orang meninggal dunia.
Diketahui, tragedi 'berdarah' di Kanjuruhan itu bermula dari Aremania yang kecewa dengan kekalahan Arema FC dari Persebaya.
Tak lama setelah wasit meniup peluit panjang tanda babak kedua berakhir, para Aremania itu langsung menyerbu lapangan untuk meluapkan kekecewaan pada pemain Arema FC.
Beberapa saat kemudian, jumlah Aremania yang turun ke lapangan pun kian bertambah, hingga kemudian menimbulkan suasana yang tidak kondusif.
Suasana semakin tak kondusif dan mencekam ketika pihak kepolisian menembakan gas air mata ke arah Aremania dan tribun penonton.
Sontak saja para Aremania itu berlari berhamburan untuk menyelamatkan diri dari tembakan gas air mata tersebut.
Baca Juga: Tewaskan 153 Korban Jiwa, Tragedi Kanjuruhan Malang Terbesar Usai Korban Tragedi Hillsborough
Sayangnya, ratusan Aremania menjadi korban meninggal dunia akibat berdesakan dan terinjak-injak pada saat mereka menyelamatkan diri dari gas air mata.
Angka 182 orang yang meninggal dalam kerusuhan itu pun membuat tragedi 'berdarah' di Kanjuruhan menempati urutan kedua di seluruh dunia sebagai insiden mengerikan yang menewaskan suporter sepakbola di dalam Stadion.