GORAJUARA, - Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, mengatakan bahwa taktik bertahan yang diterapkan Atletico Madrid adalah taktik bertahan yang sulit ditembus bahkan sejak zaman prasejarah.
“Kami merasa mereka akan akan bermain dengan taktik 3-5-2. Tapi di atas lapangan, mereka mengubahnya menjadi 5-5-0. Itu (taktik bertahan Atletico Madrid) adalah taktik yang sangat sulit untuk ditembus, bahkan sejak zaman prasejarah,” jelasnya seperti yang dikutip Gorajuara dari Marca.
Menjamu Atletico Madrid di Etihad Stadium dalam laga perempatfinal Liga Champions 2021/2022 leg pertama, Rabu, 6 April 2022 dini hari WIB, Man City sukses memetik kemenangan dengan skor tipis 1-0.
Baca Juga: Beli Video Porno Dea OnlyFans Seharga 1,5 Juta, Marshel Widianto: Hanya Ingin Menolong
Baca Juga: Diduga Membuat Kue Cookies yang Mengandung Narkotika, Seorang Pria Asal Bali di Tetapkan Tersangka
The Citizen berhasil mengoyak jala gawang Atletico Madrid yang dijaga oleh Jan Oblak pada menit ke-70 melalui Kevin de Bruyne memanfaatkan umpan dari Phil Foden.
Meski mampu melepaskan 15 tendangan, tapi hanya 2 tendangan yang on target dan salah satunya berhasil dikonversikan menjadi gol.
Hal ini tidak terlepas dari taktik yang diterapkan oleh sang pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone.
Simeone secara sengaja memasang para pemainnya untuk bertahan sangat dalam dengan membentuk pola 5-5-0.
Baca Juga: Korea Open 2022: Fajar dan Rian Comeback Menakjubkan, Jojo Susul Vito ke Perempat Final
Dengan taktik tersebut, Atletico Madrid menumpuk pemainnya di area bertahan mereka sendiri demi meredam serangan Kevin de Bruyne dan kolega.
Bahkan taktik tersebut menyebabkan Atletico Madrid tidak menorehkan satu pun tendangan selama 90 menit waktu pertandingan.
“Tidak ada ruang, mereka sangat kuat dalam bertahan. Ini soal kesabaran, saya memberi tahu mereka di babak pertama bahwa kami sudah melakukannya dengan baik,” ujar mantan pelatih Bayern Munchen dan Barcelona tersebut.
Baca Juga: Siswa Religius Lebih Cerdas, Ini Bukti Program Unggulan SMAN 15 Bandung