BANDUNG, GORAJUARA – Usia boleh tua dan fisiknya pun tidak lagi sekekar dulu. Namun dalam hal mengingat, mengenang sejarah, kisah dan perjalanan Persib Bandung ternyata masih tajam.
Begitulah faktanya ketika para mantan pemain Persib tempo dulu saat menggelar pertemuan ‘Tepang Sono’ sesama pemain di zamannya. Mereka yang hadir dalam ‘Tepang Sono’ yang digelar di Saung Dadakan Jalan Lodaya, Kamis 30 September 2021, itu memang para mantan pemain Persib era 50 dan 60-an.
Mayoritas usianya pun sudah diatas 70. Yang membuat hati terenyuh, para jagoan Persib tempo dulu ini tidak sekomplit sebelumnya dan dapat dihitung dengan jari. Sebab, sebagian rekan seangkatannya sudah lebih dulu dipangggil Sang Khalik.
Baca Juga: 4 Sebab Kenapa Bendera Setengah Tiang Dikibarkan
Diantara yang hadir dalam Tepang Sono sesama pemain Persib tempo dulu baik era 50 dan 60-an adalah, Yoyo Soenaryono, trah dari keluarga Soendoro mantan Ketua Umum Persib pada 1950.
Guru Rukman, Muslim, Unang, Sambas, Rahmat Pakih, Engkos Kosasih Lalu, Arief AA yang dikenal dengan panggilan Dokter Oo.
Ada Rahmat dan juga Syarif Hidayat. Bahkan, Obon Sya’ban yang juga kakak kandung Nandar Iskandar juga hadir dalam Tepang Sono tersebut. Jajaran pemain yang juga pernah ikut mengharumkan Persib dari jajaran termuda adalah, Max Timisela dan Yoce Oroh.
Baca Juga: Hadapi PSM Makassar, Ezra Walian Nyatakan Siap Bela Persib, Namun Tergantung Pelatih
Tidak ketinggalan pelatih yang ikut membesarkan nama Persib dan pernah membawa Tim Maung Bandung juara dua kali di era perserikatan dan profesional, Indra Tohir, H. Entoh Dana yang ikut terlibat dalam kepengurusan Persib di masa-sama jaya dulu.
Meski singkat, acara Tepang Sono tersebut berlangsung penuh kekeluargaan. Sudah barang tentu yang dibicarakannya adalah, kenangan di masa lalu saat masih menjadi pemain.
Persib era sekarang yang sudah berubah statusnya menjadi pembicaraan krusial. Namun, mayoritas mereka tidak mengetahui status Persib saat ini karena memang menurut pengakuan mereka saat Persib berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) para mantan dan sesepuh tidak dilibatkan.
Baca Juga: Kapolri Minta Vaksinasi di Papua Ditingkatkan, Terkait Dukungan Pelaksanaan PON XX
“Kami tahu perjalanan dan sejarah Persib, bapak saya Soendoro adalah ketua umum pada tahun 1950, makanya sejarah tentang Persib dan perjalanannya masih saya simpan arsip dan dokumennya, jadi kalau ada yang melarang kita memakai nama Mantan Persib dari mana dasarnya,” ujar Soenaryono anak kedua R. Soendoro yang menjadi pemain Persib menegaskan.
Pertemuan atau Tepang Sono yang baru saja dilakukan, menjadi awal kembalinya eksistensi para manta Persib tempo dulu.