GORAJUARA – Polri akan menerjunkan tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) dalam rangka mengusut penyebab terjadinya kebakaran di Pasar Gembrong yang terjadi pada Minggu 24 April 2022 dini hari.
Kapolsek Jatinegara, Kompol Entong Raharja mengatakan bahwa untuk mencari tahu penyebab terjadinya kebakaran di Pasar Gembrong, Jakarta Timur, pihak Polri akan menerjunakn tim Puslabfor.
Nantinya, tim Puslabfor yang diterjunkan oleh Polri bersama jajaran Polsek Jatinegara akan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk dapat mengetahui penyebab terjadinya kebakaran di Pasar Gembrong.
Baca Juga: Ellon Musk Beli Twiter, Sementara Donald Trump Tetap Gunakan Medsosnya Sendiri Truh Social
Baca Juga: Kesedihan Setiap (Jelang) Habis Ramadhan
"Dalam investigasi ini tentunya akan melibatkan Puslabfor untuk pengungkapan peristiwa kebakaran," ujar Kapolsek Jatinegara Kompol Entong Raharja saat dikonfirmasi untuk mengusut penyebab kebakaran di Pasar Gembrong.
Kapolsek menduga penyebab kebakaran karena adanya korsleting listrik di salah satu permukiman warga di RT 01/01.
Dari korsleting listrik ini, menimbulkan percikan api yang tersulut lantaran material bangunan rumah di sana umumnya menggunakan kayu.
"Kemudian, karena padatnya permukiman di dalam gang-gang juga membuat api dalam waktu singkat merambat dari satu rumah ke rumah lainnya," terangnya.
Menurut Entong, pihaknya sudah meminta keterangan Ketua RW setempat guna mendapatkan informasi pendalaman. Sementara saksi lainnya belum diperiksa lantaran masih dalam kondisi berduka atas kehilangan tempat tinggal.
"Untuk sementara saksi yang sudah diperiksa dari Ketua RW setempat. Namun beberapa saksi lainnya karena masih situasi memprihatinkan jadi belum bisa diambil keterangan," tukasnya.
Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung SCTV Liga Champions Manchester City vs Real Madrid
Diberitakan sebelumnya bahwa peristiwa kebakaran di Pasar Gembrong menghanguskan sebanyak 400 bangunan dan kerugian ditaksir mencapai Rp1,5 miliar.
Jumlah korban dalam peristiwa kebakaran di Pasar Gembrong juga tercatat sebanyak 45 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 1.000 jiwa.
