news

Update! Jumlah Korban Gempa Turki dan Suriah dan Faktor Bahan Bangunan yang Rapuh Rentan Goncangan

Selasa, 7 Februari 2023 | 12:47 WIB
Berikut update perkembangan jumlah korban luka dan meninggal dalam bencana gempa di Turki dan Suriah (pixabay/Angelo_Giordano)
 
GORAJUARA - Bencana gempa berkekuatan 7,8 terjadi di Turki, tepatnya di Provinsi Kahramanmaras, Gaziantep, Osmaniye, pada tanggal 6 Februari pada pukul 08.17 WIB. 
 
Bencana gempa ini menewaskan ribuan orang di Turki dan Suriah bagian barat laut. Di samping itu, efek gempa berupa getaran juga dirasakan di Siprus, Mesir, dan Lebanon.
 
Pusat gempa terjadi sekitar 33 km (20 mil) dari ibu kota Gaziantep, yang menampung lebih dari dua juta orang.
 
Baca Juga: Merinding! Puncak 1 Abad NU, Santri Tunanetra Lantunkan Sholawat Asyghil Diiringi Addie MS Orchestra
 
Diperkirakan korban gempa di kedua negara akan bertambah mengingat masih banyak korban yang tertimbun reruntuhan.
 
Faktor bahan bangunan juga menjadi penyebab ribuan bangunan hancur seketika gempa melanda. Dengan demikian, hal tersebut menyebabkan warga yang sedang beristirahat tidak sempat menyelamatkan diri.
 
Penyelamatan korban yang terjebak dalam reruntuhan menjadi fokus utama saat ini.
 
Baca Juga: Ayu Ting Ting Jadi Bintang Tamu di Serial The Family Season 2, Benarkah Tanda Diterima Keluarga Boy William?
 
Sementara rumah sakit penuh dengan korban luka-luka hingga ada yang sampai dirawat di luar ruangan.
 
Berdasarkan laporan terkini, jumlah korban tewas dan luka-luka di Turki dan Suriah bertambah. 
 
Dilansir dari akun Twitter @spectatorindex pada 7 Februari 2023 oleh Gorajuara, korban tewas di Turki mencapai 2.379 dan 1.444 di Suriah. Sementara jumlah korban luka-luka di Turki mencapai 4.483 dan 3.531 di Suriah.
 
Saat berita ini dibuat, Turki telah menyelamatkan 7.840 orang yang terjebak di bawah reruntuhan. Di samping itu, gempa ini menyebabkan 6.217 bangunan hancur di Turki.
 
Baca Juga: Top 10 Rating TV Hari ini 7 Februari 2023, Family 100 Berhasil Rebut Posisi Cinta Setelah Cinta
 
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan bahwa sebanyak 20.000 orang mungkin telah meninggal.
 
Badan Survei Geologi AS mencatat bahwa daerah tersebut berisi banyak bangunan yang dibangun dari batu bata atau beton rapuh, sehingga rentan terhadap goncangan gempa.
 
Sementara itu, pertahanan sipil Suriah, yang beroperasi di wilayah Suriah utara yang dikuasai oposisi, menyatakan keadaan darurat dan mengimbau komunitas internasional untuk mendukung penyelamatan warga sipil.***

Tags

Terkini