GORAJUARA - Sekolah ramah anak adalah pilihan yang mau tidak mau harus dipilih. Sebelumnya kita telah melahirkan generasi tukang konflik, sekarang kita dituntut lahirkan generasi kolaborasi.
Generasi kolaborasi adalah generasi yang harus dilatih dengan pendidikan ramah anak. Dalam konsep sekolah ramah anak siswa tidak boleh lagi mendapat hukuman-hukuman negatif.
Menurut Sekjen DPP AKSI, Hukuman dapat diberikan dalam bentuk hal positif. Salah satu hukuman positif adalah ketika anak membuang sampah sembarangan, mereka dihukum buang sampah pada tempatnya.
Baca Juga: Terdepan, Sekolah-Sekolah Di KCD VII Gagas Gerakan 7 Amanah
Ketika mereka datang kesiangan dan tidak melakukan program pembiasaan shalat dhuha 12 rakaat, mereka dihukum dengan harus melakukan shalat dhuha 12 rakaat.
Cara lain, ketika mereka datang kesiangan mereka dihukum dengan membuat sebuah artikel dengan panjang 1000 kata tentang cerita mengapa dia kesiangan.
Itulah cara-cara menghukum positif dalam implementasi sekolah ramah anak. Selanjutnya pada saat ditemuklan anak-anak dengan prilaku menyimpang, tidak cepat divonis nakal.
Baca Juga: Ketum DPP AKSI Mengatakan Pendidikan Kita Selama Ini Kehilangan Konteks
Guru bisa mengubah persepsi nakal dengan keberanian. Anak-anak yang berani melanggar aturan sekolah, sebenarnya dia punya keberanian. Mereka harus diarahkan ke hal yang positif.
Keberanian yang dimiliki oleh anak-anak yang sering kita sebut nakal, sebenarnya dia punya potensi besar jadi pemimpin. Kunci jadi seorang pemimpin adalah keberanian.
Keberanian siswa yang sering kita anggap nakal, bisa didarahkan untuk berani mencoba hal-hal baru untuk melakukan perubahan. Mereka harus didekati dan diajak dialog masalah keberanian.
Baca Juga: Dr. Cepi Riyana, Kompetensi Spiritual Bisa Pacu Kinerja Guru
Di dalam sejarah, kita dapat ketahui tokoh-tokoh besar pembawa perubahan adalah para pemberani. Untuk itu saatnya kita ubah paradigma anak nakal dengan anak pemberani.
Tentu saja dialogis menjadi cara mendidik yang harus terus dilakukan, dengan berbagai macam pendekatan, untuk menyadarkan bahwa kenakalan adalah keberanian yang harus diarahkan.***