news

Debat Antar Publik Terkait Tragedi Kanjuruhan, Polisi: Tidak Akan Ada Gas Air Mata kalau Tidak Ada Rusuh

Sabtu, 8 Oktober 2022 | 14:15 WIB
Berikut ini adalah tangkapan layar berupa steatment salah seorang oknum polisi yang di bagikan dalam unggahan twitter @Anyun*** (Gorajuara.com/twitter @Anyun***)

 

GORAJUARA - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi 1 Oktober 2022 lalu, sampai saat ini masih menyelipkan duka mendalam.

Tragedi yang memakan ratusan korban jiwa tersebut masih menjadi perbincangan.

Hingga bermunculan berbagai tanggapan pro dan kontra terkait tragedi Kanjuruhan pada akun twitter @SportsTime_id.
 
Baca Juga: Viral! Aksi Panggung Pamungkas Bikin Geram, Netizen Sangka Mungkin Pemakai ...

Salah satunya tanggapan dari akun twitter @Anyun***,

ia menunjukkan tangkapan layar berupa statement polisi yang sedang membela diri seperti yang tertulis di bawah ini,

'Tidak akan ada gas air mata kalau tidak ada kerusuhan. Lucunya ketika terjadi kerusuhan kita menggunakan tameng dan gas air mata disalahkan, apa harusnya kami diam menjadi samsak kehidupan?' Tulis salah seorang polisi.
 

'Kadang-kadang emang ini para ahli jebolan warung simpangan. Sini coba ente ente yang koar-koar menyalahkan gas air mata, pegang tuh tameng terus dilempar pake batu digebok sama paving block tapi jangan tembak gas air mata harus diam gimana rasanya' Sambungnya.

Pemilik akun @Anyun*** mengungkapkan kemirisannya atas statement polisi tersebut.

Kemudian dirinya juga mempertanyakan, apakah tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain membubarkan massa dengan gas air mata.
 

Lalu pemilik akun twitter @indah*** juga memberikan tanggapan dalam cuitan twitter,

"SOPnya kalau terjadi kericuhan & gak terkendali di ruang tertutup, harusnya pakai WATER CANNON (semprotan air)." Ungkapnya,

"Gas air mata cuma berlaku kalau terjadi kericuhan anarkis di ruang terbuka. Coba bayangin, udah nembakin gas air mata, udah gitu pintu stadion ditutup.." tandasnya.
 
Baca Juga: Gejala DBD Pada Anak 4 Tahun, Ternyata Bintik-bintik Merah Pada Kulit Tidak Harus Ada

Selanjutnya pemilik akun twitter @Deck*** juga ikut memberikan komentar,

"Sepertinya rekrutmen di kepolisian harus memiliki presentase 80% EQ&IQ, sisanya baru fisik. Jangan dibalik ya." Tulis akun @Deck***,

"Kalo dibalik ya gitu akibatnya, setiap melakukan tindakan ga mikir akibatnya. Toh mereka dibekali senjata, akan lebih bijak mengendalikan situasi jika EQ&IQ tinggi," pungkasnya.
 
Baca Juga: Ini Dia 5 Tips Memperkuat Imunitas di Musim Hujan dan Banjir

Ada pula orang yang berpendapat tidak adil kalau hanya polisi yang disalahkan,

sedangkan supporter yang turun ke lapangan tidak menjadi tersangka.

Seperti yang diungkapkan oleh akun twitter @alief*** berikut ini,

"Udah tersangka, terus supporternya yang turun ke lapangan belum ada yang tersangka? Berarti ini murni salah polisi ya? Ga akan ada akibat kalo ga ada sebab."
***


Tags

Terkini