GORAJUARA - 6 Agustus 1945 Hiroshima dihantam bom atom, menewaskas puluhan ribuan jiwa. Tiga hari kemudian, 9 Agustus 1945 Kota Nagasaki, Jepang kembali dihantam Bom Atom yang dijatuhkan Sekutu.
Serangan bom pukulan telak bagi Jepang. Kedua kota tersebut menjadi target karena merupakan tempat industri di negeri tersebut.
Little Boy' nama bom atom yang dijatuhkan di Hirosima, sedangkan di Nagasaki dinamakan 'Fat Man'.
Baca Juga: Hasil MotoGP Silverstone 2022 Inggris: Fransesco Bagnaia Raih Podium Satu!
Peristiwa tersebut mengakhiri perang dunia ke II. Bertepatan dengan 14 Agustus 1945, Hirihito, Kaisar Jepang memutuskan menyerah tanpa syarat pada sekutu.
Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan keputusan menyerahnya Jepang tanpa syarat pada sekutu melalui radio nasional.
Pasukan Jepang sendiri berusaha menyembunyikan kekalahannya , dengan maksud agar tidak diketahui para pemuda Indonesia.
Baca Juga: Irjen Pol. Ferdy Sambo Ditahan, Bukan Karena Penetapan Tersangka, Tapi Pelanggaran Kode Etik
Tetapi di luar dugaan berita tersebut terdengar salah satu tokoh Tanah Air ketika itu. Tokoh tersebut bernama Sutan Syahrir.
Ketika Syahrir mendengar kabar menyerahnya Jepang terhadap Sekutu, Bergegas mengajak para pejuang terutama golongan muda agar mendesak Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Saat Hiroshima dibom, dua tokoh pergerakan Indonesia, Soekarno dan Muhammad Hatta sedang sibuk dalam sidang Badan Persiapan Usaha Penyidik Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang selanjutnya berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Baca Juga: Nasib Beda Duo Manchester di Laga Perdana Premier League 2022-2023: MU Keok, Manchester City Jaya
Pada 15 Agustus 1945, desakan para pemuda terhadap Soekarno dan Hatta untuk segera menyatakan kemerdekaan Indonesia semakin menguat.