GORAJUARA – Belakangan ini, ramai di media sosial mengenai adanya paranormal yang meramal kondisi putra Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz atau yang akrab disapat Eril.
Sebelumnya diberitakan bahwa anak Ridwan Kamil, Eril telah hilang terseret arus Sungai Aare Swiss pada Kami 26 Mei 2022 waktu setempat. Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat (MUI Jabar) meminta media untuk tak beritakan ucapan paranormal itu.
Rahmat Syafei, Ketua MUI Jabar juga dengan tegas menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak mendengarkan pernyataan ramalan paranormal mengenai kondisi Eril, putra Ridwan Kamil yang masih belum ditemukan.
Baca Juga: Marc Marquez Kembali Jalani Operasi Pasca Rentetan Kecelakan yang Saat Balapan di MotoGP
Dikutip Gorajuara.com dari berbagai sumber, Ketua MUI Jabar itu berharap kepada rekan-rekan media untuk tidak memberitakan ramalan paranormal mengenai kondisi Eril yang masih dalam proses pencarian.
Lebih lanjut lagi, ia berharap bahwa media dapat memberitakan secara proporsional dan bertanggungjawab serta tidak memberikan ruang kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“…Apalagi dengan meminta pendapat dan memuat statement dari paranormal, yang jelas-jelas berdasarkan pandangan agama Islam segala bentuk perdukunan tidak diperbolehkan bahkan diharamkan,” tutur Ketua MUI Jabar.
“Dalam kaitannya dengan pemberitaan musibah yang tengah dialami oleh keluarga Pak Ridwan Kamil, seyogyanya kita memberikan empati dan mendoakan,” ujar Rahmat Syafei.
“Terkait dengan pemberitaan yang memuat pernyataan para normal kami juga mendengar banyak komentar yang tidak pada tempatnya, dalam pandangan agama paranorma adalah perdukunan. Mengenai mendengarkan peramalan itu sudah dikeluarkan fatwa, haram," sambungnya.
Menurutnya, seharusnya masyarakat berempati kepada keluarga Ridwan Kamil dan turut mendoakan untuk Eril.
“Bahkan sebagaimana yang dilakukan begitu mendengar kabar, langsung diselenggarakan doa bersama di sejumlah masjid,” ujar Rahmat Syafei.
Ia juga menegaskan kepada masyarakat agar menunjukkan empati dan tidak melakukan hal-hal yang dapat memperkeruh suasana.
"Di saat orang lain tertimpa suatu musibah, janganlah memperkeruh suasana dengan mengomentari pendapat paranormal, apalagi sampai membenarkan," tambah Rahmat Syafei.