BANDUNG, GORAJUARA.com – Wabah pandemi yang ditebarkan Covid-19 belum juga usai. Namun, kini persoalan baru kembali harus dihadapi penduduk bumi terkait bencana yang dianggap sangat mematikan bila tidak ditanggapi secara serius.
Semua ini berkaitan dengan perubahan iklim yang sangat cepat terjadi selama beberapa tahun terakhir, akibat ulah tangan manusia yang boleh jadi terlalu serakah dalam mengeksploitasi alam. Dampaknya terjadi perubahan iklim yang sangat cepat dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Perubahan iklim secara ekstrem ini disadari akan menjadi ancaman dan bencana baru bagi penduduk bumi. Tak berlebihan jika kemudian para ilmuwan dunia meminta penduduk bumi untuk bersiaga level 1 terhadap kemungkinan terjadinya bencana besar tersebut.
Bukan sekadar isu atau isapan jempol belaka terkait prediksi terjadinya bencana besar terkait iklim ini. Sebab disadari atau tidak, tanda-tanda bakal terjadinya bencana ini sudah terasa dan dapat diamati dari sekarang. Ditandai dengan rusaknya alam dan ekosistem yang ada di dalamnya, sehingga bumi sangat rentan dihantam bencana besar.
Seperti studi terbaru yang dirilis di Eropa terkait perubahan iklim atau climate change yang menyebutkan, perubahan iklim secara ekstrem dapat menyebabkan terjadinya hujan dan banjir yang sangat mematikan bagi penduduk bumi.
Parahnya lagi, hasil studi itu menyebutkan, telah terjadi sembilan kali lebih sering kejadian banjir berskala besar di wilayah Eropa. Seperti yang terjadi di wilayah Belgia dan Jerman pada bulan Juni lalu, sedikitnya 177 orang meninggal dunia dan 100 orang belum ditemukan akibat banjir bandang yang melanda wilayah tersebut, serta 37 orang tewas di Belgia akibat kejadian serupa.
Contoh nyata lainnya yaitu badai menghantam Kota Zhengzhou di Tiongkok pada 19 Juli, yang mengakibatkan hancurya berbagai fasilitas umum di wilayah tersebut. Belum lagi bencana-bencana besar lainnya yang melanda berbagai wilayah belahan dunia lainnya.
Yah, berbagai bencana alam yang disebabkan oleh pengaruh cuaca ekstrem atau climate change seperti kebakaran hutan, gelombang panas dan banjir bandang mendatangkan malapetaka di seluruh dunia, rekornya terjadi di tahun 2021 ini.Itu artinya ini sebagai peringatan bagi manusia untuk selalu waspada, dan tidak lalai dalam menjaga ekosistem.
Sebab setuju atau tidak, rentetan bencana yang terjadi sepanjang tahun ini sejatinya dipengaruhi oleh perubahan iklim akibat perbuatan manusia,atau tidak semata-mata karena kejadian alam biasa. Sebab itu, sebelum terjadi kerusakan yanag lebih parah dan perubahan cuaca semakin tidak bisa dikendali, sudah saatnya manusia sadar dan mulai peduli terhadap lingkungan.***