GORAJUARA - Sedikitnya 20 orang meninggal dunia, 18 di antaranya adalah migran yang jenazahnya ditemukan di wilayah yang sering dijadikan pintu masuk dari negara tetangga Turki.
Kebakaran hutan di Yunani telah dinyatakan sebagai kebakaran “yang terbesar” yang pernah tercatat dalam sejarah Uni Eropa ketika negara tersebut berjuang untuk menjinakkan kobaran api yang membara.
“Kebakaran ini adalah tragedi terbesar di UE sejak tahun 2000, ketika Sistem Informasi Kebakaran Hutan Eropa (Effis) mulai mencatat datanya,” kata layanan perlindungan sipil UE pada Selasa (29 Agustus).
Baca Juga: Inggris Menjadi Negara Pertama yang Menawarkan Suntikan Pengobatan Kanker
Kebakaran hutan, yang dimulai pada 19 Agustus, telah menghanguskan lebih dari 310 mil persegi (810 km persegi) – area yang lebih luas dari Kota New York.
Sedikitnya 20 orang meninggal, 18 di antaranya merupakan migran yang jenazahnya ditemukan di wilayah yang sering dijadikan pintu masuk dari negara tetangga Turki.
Dinas pemadam kebakaran Yunani mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kobaran api masih di luar kendali di Taman Nasional Dadia di wilayah timur laut, yang merupakan tempat perlindungan penting bagi burung pemangsa.
Baca Juga: Inilah 5 Film Yang Dibintangi Maxime Bouttier, Sosok yang Katanya Jadi Kekasih Baru Luna Maya
Juru bicara Komisi Eropa Balazs Ujvari mengatakan bahwa blok tersebut telah mengerahkan hampir setengah dari sayap udara pemadam kebakarannya untuk membantu mengatasi kebakaran hutan yang mengamuk, yang dimulai pada 19 Agustus.
UE memobilisasi pesawat pembuangan air, petugas pemadam kebakaran
Sebelas pesawat, satu helikopter, dan 407 petugas pemadam kebakaran dari armada UE telah dikirim untuk membantu Yunani melawan api yang berkobar di Taman Nasional Dadia, kata juru bicara UE.
Baca Juga: Resep Ayam Bakar Rumahan Cukup 3 Bahan, Solusi Masak Mudah dan Simpel, Begini Proses Pembuatannya
UE telah meminta armada yang terdiri dari 28 pesawat, 24 pesawat pembuangan air dan empat helikopter, yang dipasok oleh negara-negara anggota untuk membantu memadamkan api di blok tersebut dan di wilayah tetangganya.
Mereka sedang berupaya menciptakan sayap udara mandiri yang terdiri dari 12 pesawat yang didanai Uni Eropa dan akan sepenuhnya beroperasi pada tahun 2030, kata juru bicara tersebut.