GORAJUARA - Salah satu jenazah ditemukan tersangkut di rangkaian pelampung raksasa yang dipasang sebagai penghalang.
Sontak, penemuan mayat tersebut menimbulkan masalah hak asasi manusia.
Penemuan dua mayat di sebuah sungai di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko telah memicu kritik bahwa penghalang terapung yang didirikan oleh pemimpin Partai Republik Texas itu membahayakan para migran dan pencari suaka.
Pihak berwenang Meksiko mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka telah menemukan dua mayat di Rio Grande, salah satunya terjebak di sekelompok pelampung yang dipasang oleh Gubernur Texas Greg Abbott untuk menghentikan orang Meksiko menyeberang ke AS.
"Kami prihatin tentang dampak terhadap hak asasi manusia migran dan keamanan pribadi yang dapat ditimbulkan oleh kebijakan negara ini, karena mereka berlawanan arah dengan kolaborasi yang erat," kata kementerian luar negeri Meksiko dalam sebuah pernyataan.
Departemen Keamanan Publik Texas (DPS) menanggapi pada hari Kamis, 3 Agustus 2023, bahwa mayat yang ditemukan terjerat di pelampung tampaknya telah tenggelam sebelumnya dan terapung ke hilir.
Baca Juga: Memperingati Hari Teh Internasional
Mayat kedua, yang masih belum teridentifikasi, ditemukan sekitar 5 kilometer (3 mil) jauhnya dari yang pertama.
Pelampung, yang dikritik oleh kelompok hak asasi manusia sebagai aksi politik yang kejam, menjadi subyek gugatan dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Dalam pengajuan hukumnya, Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa pelampung apung tersebut menimbulkan masalah kemanusiaan dan teritorial.
Baca Juga: Steffi Zamora Kaget Bukan Main Saat Achmad Megantara Lakukan Hal Ini di Cinta Tanpa Karena
Pemerintah Meksiko juga menyuarakan ketidakpuasan atas pelampung tersebut. Itu telah mengirim dua surat diplomatik AS yang menyatakan bahwa penghalang air dapat melanggar kedaulatan Meksiko.
Gubernur Abbott sebelumnya menolak banding federal pada bulan Juli untuk menghapus penghalang, setelah pemerintah Biden menuduh gubernur Texas memasang pelampung tanpa izin.