GORAJUARA - Meski pertumbuhan ekonomi Kota Bandung menunjukkan tren positif dan berada pada jalur yang tepat pada Desember 2025, namun, di balik capaian tersebut, persoalan ketimpangan sosial masih menjadi pekerjaan rumah yang harus ditangani secara serius.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan usai menghadiri Forum Satu Data Indonesia Tingkat Kota Bandung Tahun 2025 di Hotel Papandayan, Senin 15 Desember 2025.
Farhan menjelaskan, berdasarkan data terkini, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung berada dalam trajektori yang baik. Pada semester pertama, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,46 persen, sementara pada triwulan ketiga mencapai 5,23 persen.
Selain itu, tingkat kemiskinan menurun hingga 3,78 persen dan tingkat pengangguran terbuka juga mengalami penurunan.
“Secara umum, ekonomi Kota Bandung on track. Pertumbuhan berjalan baik, kemiskinan dan pengangguran menurun,” ujar Farhan.
Meski demikian, Farhan menekankan ketimpangan sosial masih tergolong tinggi, tercermin dari gini ratio Kota Bandung yang berada di angka 0,4, lebih tinggi dibandingkan standar nasional yang berada di kisaran 0,3.
“Ketimpangan ini menjadi fokus kami untuk berbenah. Jumlah penduduk miskin memang berkurang, tetapi kualitas kemiskinan masih menjadi tantangan karena ada kelompok masyarakat yang justru semakin rentan,” jelasnya.
Farhan memastikan, kondisi tersebut menjadi dasar penting bagi Pemerintah Kota Bandung untuk memperkuat kebijakan yang lebih presisi dan berpihak pada kelompok rentan.
Menurutnya, pembangunan tidak cukup hanya mengejar pertumbuhan, tetapi juga harus memastikan pemerataan kesejahteraan.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Bandung, Anton Sunarwibowo, menekankan pentingnya kebijakan berbasis data sebagai fondasi pembangunan daerah.
Ia menyampaikan, Forum Satu Data menjadi ruang strategis untuk memperkuat integrasi dan kualitas data lintas sektor.