Salah satu tuntutan utama dari aksi ini adalah adanya legal standing hukum yang jelas bagi para pengemudi ojol.
Menurut Igun, saat ini para pengemudi merasa tertekan karena kebijakan perusahaan yang sering dianggap sewenang-wenang.
"Dengan belum adanya legal standing bagi para pengemudi ojol maka perusahaan aplikasi bisa berbuat sewenang-wenang tanpa ada solusi dari platform dan tanpa dapat diberikan sanksi tegas oleh Pemerintah," jelas Igun.
Meskipun aksi ini dimaksudkan untuk menghentikan layanan pengantaran, Andri menuturkan bahwa para pengemudi tetap akan bekerja seperti biasa sebelum waktu aksi dimulai.
"Sebelum demo kita tetap antar jemput warga di Jakarta yang hendak bekerja, ke sekolah, atau kuliah," ujar Andri.
Para driver ojol diperkirakan akan mulai berkumpul pada pukul 09.00 atau 10.00 pagi.
Aksi unjuk rasa kali ini tidak hanya tentang revisi tarif, tetapi juga tentang menuntut keadilan dan perlindungan hukum yang lebih baik bagi para pengemudi.
Selama ini, para pengemudi ojol dan kurir sering kali berada dalam posisi yang rentan, baik secara ekonomi maupun hukum.
Mereka bekerja sebagai mitra perusahaan aplikasi tanpa perlindungan yang memadai, yang membuat mereka rawan terhadap kebijakan sepihak.
Daftar Tuntutan dari Pengemudi Ojol:
1. Revisi Tarif: Pengemudi menuntut evaluasi atau revisi tarif yang lebih adil, yang dapat mencerminkan biaya operasional dan kesejahteraan pengemudi.
2. Legal Standing Hukum: Pengemudi meminta perlindungan hukum yang jelas dan tegas agar tidak ada lagi kebijakan sewenang-wenang dari perusahaan aplikasi.