news

Ajang FLS2N SD dan SMP Tingkat Jawa Barat 2024 Ternodai, Oknum Juri Diduga Lakukan Pelecehan Verbal kepada Salah Satu Peserta

Rabu, 17 Juli 2024 | 14:44 WIB
Deden Saepul Hidayat klarifikasi soal video dugaan pelecehan verbal yang dilakukan oleh oknum juri FLS2N (Foto: Gorajuara/ dok: Gorajuara)

GORAJUARA – Pelaksanaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SD serta SMP Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2024 ternodai.

Dalam hal ini, ada seorang oknum juri yang diduga melakukan sikap tidak terpuji di dalam pelaksanaan FLS2N tahun ini.

Dalam video berdurasi tiga menit yang sempat beredar di media sosial, salah satu juri diduga melakukan pelecehan verbal terhadap peserta FLS2N jenjang SMP yang berasal dari Kabupaten Bandung Barat.

Baca Juga: FLS2N PROVINSI BALI DIBUKA DENGAN SEMANGAT MERDEKA BERPRESTASI

Saat proses penilaian atau penjurian terhadap peserta menyanyi solo, sempat terlontar kalimat yang tidak semestinya terjadi di ranah pendidikan.

Dalam hal ini, peserta yang diduga menjadi korban masih berada di bangku SMP serta berusia 14 tahun.

"Ya kalau dulu waktu kita remaja pengungkapan rindu itu masih malu-malu, namun anak sekarangkan mengungkapkan rindu itu segala-galanya,

"Makanya kita suka gak kuat kan ingin menjadikan istri kedua," kata oknum juri tersebut yang kemudian ditanggapi dengan tawa dari juri lainnya.

Baca Juga: Ilhan Astia Juara FLS2N Jawa Barat 2021, Ternyata Anaknya Kurang Percaya Diri

Saat dikonfirmasi kepada pihak panitia penyelenggara, Kepala Bidang PKLK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Deden Saepul Hidayat, membenarkan adanya penjurian terhadap kegiatan FLS2N SD dan SMP Tingkat Jawa Barat Tahun 2024.
 
Namun, Deden menyangkal candaan yang tidak patut dari juri seperti yang terekam dalam video.
 
"Itu belum proses penjurian karena juri yang satu lagi belum datang.

"Itu baru dilihat saja per peserta dari sisi video dan sebagainya," kata Deden di ruang kerjanya pada Selasa, 16 Juli 2024.

Baca Juga: Keren, Desain Poster Covid-19 Terbaik di Ajang FLS2N Tingkat Kabupaten

Deden menyebut bahwa pada saat itu mereka sedang mengobrol, di mana publik mengira bahwa terduga korban yang dipanggil itu sedang masuk tahap penjurian.

Selanjutnya, kejadian tersebut kemudian terekam dan tersebar di media sosial.
 
Ketika GORAJUARA menjelaskan, saat dilihat dari tayangan video, jelas terlihat tiga orang berjejer tengah memperhatikan tampilan peserta yang ditayangkan di layar lebar.

Halaman:

Tags

Terkini