GORAJUARA - Jepang kembali diguncang oleh ancaman kesehatan serius dengan merebaknya wabah bakteri "pemakan daging" atau lebih dikenal dengan Necrotizing Fasciitis.
Dilaporkan lebih dari 1000 kasus telah terjadi hanya dalam enam bulan pertama tahun 2024 ini.
Fenomena ini tidak hanya memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, tetapi juga mengundang perhatian dari para ahli kesehatan di seluruh dunia.
Necrotizing Fasciitis dikenal dengan sebutan "pemakan daging" karena kemampuannya yang menakutkan dalam menghancurkan kulit, lemak, dan jaringan tubuh dalam waktu yang sangat singkat.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Streptokokus Grup A yang menyebar dengan cepat ke dalam darah dan jaringan sekitarnya, mengakibatkan kerusakan yang parah.
Institut Penyakit Menular Nasional (NIID) Jepang telah mengeluarkan peringatan serius mengenai Necrotizing Fasciitis ini.
Mereka menekankan bahwa infeksi ini dapat berujung fatal dalam hitungan hari sejak gejala pertama muncul.
Hal ini memperlihatkan eskalasi yang signifikan dari situasi sebelumnya dan menuntut langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat.
Menurut Profesor Ken Kukichi dari Tokyo Women's Medical University, lonjakan kasus Necrotizing Fasciitis mungkin terkait dengan dampak melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia akibat pandemi Covid-19.
Kondisi ini dapat memperlambat respon tubuh dalam melawan infeksi bakteri, meningkatkan risiko terkena penyakit serius seperti Necrotizing Fasciitis.
Dalam menghadapi ancaman ini, otoritas kesehatan Jepang telah meningkatkan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala-gejala awal dan tindakan pencegahan yang efektif.
Langkah-langkah seperti menjaga kebersihan, menghindari luka terbuka, dan segera mengonsultasikan diri ke dokter saat gejala mencurigakan muncul, dianggap penting untuk mengurangi risiko penularan dan komplikasi lebih lanjut.