GORAJUARA - Hari Lingkungan Hidup Sedunia menjadi momentum penting bagi berbagai kota di seluruh dunia untuk menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga dan memperbaiki lingkungan.
Di Indonesia, Kota Bandung menjadi salah satu yang terdepan dalam menggarisbawahi urgensi tindakan nyata dalam menghadapi krisis iklim.
Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menegaskan bahwa penyelesaian krisis iklim harus segera dilaksanakan untuk menjamin masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Baca Juga: Explorasi Seni Budaya Bandung Timur, Teras Sunda Cibiru dan Pasir Kunci Siap Menyambutmu!
Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang berlangsung di Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Kota Bandung, Bambang menyampaikan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim.
“Perubahan iklim adalah isu penting yang harus disadari oleh masyarakat. Ini adalah fenomena yang tidak bisa dihindari dan kita harus mengubah perilaku terhadap lingkungan,” ujar Bambang.
Tema peringatan tahun ini, "Restorasi Lahan, Penurunan, dan Ketahanan," menekankan pentingnya penyelesaian krisis iklim dengan prinsip keadilan.
Baca Juga: Implementasi Wolbachia Kota Bandung Capai 64 Persen, Revolusi Pengendalian Nyamuk di Kaki Tangga
Bambang juga menyoroti masalah pengelolaan sampah yang semakin meningkat di Kota Bandung.
Timbulan sampah yang bertambah dari 250 ton menjadi 800 ton per hari menunjukkan bahwa sampah memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan baik, seperti menjadi kompos, RDF, atau maggot.
Bambang mengajak semua pihak untuk berkomitmen dalam menjaga lingkungan.
"Selamat Hari Lingkungan Hidup. Ini adalah momentum untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Mari kita berkomitmen untuk masa depan yang lebih baik bagi anak cucu kita," tambahnya.
Dukungan dari seluruh stakeholder sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Selain itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dudy Prayudi, juga menyampaikan aksi nyata yang telah dilakukan demi menjaga lingkungan.