Gorajuara- Kasus kebakaran yang menewaskan 36 orang di Studio Animasi Kyoto pada 18 Juli 2019, telah mendapatkan tuntutan dari Jaksa yaitu hukuman mati untuk Shinji Aoba.
Pada 2023 tepatnya di bulan September, Aoba mengakui kesalahannya jika dirinya sebagai pihak yang menyalakan api.
Walaupun sebelumnya, Shinji Aoba tidak mengakui perbuatannya dan mengklaim bahwa dirinya memiliki gangguan psikologis.
Baca Juga: Piknik Estetik diKebon Pines Cikole Lembang, Bisa Suki & Grill Sambil Santai Liat Gunung
Pengacara dari Aoba pun sempat mengajukan pembelaan tidak bersalah kepada Jaksa.
Setelah pengakuan itu Shinji Aoba dikenakan lima dakwaan dan meminta maaf di pengadilan, dirinya pun menyesali perbuatannya atas insiden tersebut.
Aoba dituduh menerobos gedung Kyoto dan menuangkan 40 liter bensin di lantai dasar gedung lalu membakarnya.
Akibat aksinya, 63 karyawan Kyoto tewas dan 32 orang lainnya luka-luka atas kebakaran itu.
Sedangkan dirinya menderita luka bakar 90% dan harus menjalani 12 operasi.
Aoba melakukan aksinya diduga karena kesal atas penjiplakan karyanya yang dilakukan oleh Studio Kyoto.
Baca Juga: Catat! Resep Ayam Bakar Teflon Simple dan Enak, Cocok Untuk Hidangan Malam Tahun Baru
Namun, tuduhan yang dilontarkan Aoba dianggap sebagai sebuah delusi oleh Jaksa, mengingat Aoba memiliki gangguan psikologis.
Insiden tragis yang terjadi pada tahun 2019 itu sangat mengejutkan publik terutama para penggemar animasi Studio Kyoto.
Bahkan menurut Perdana Menteri Shinzo Abe, kejadian tersebut merupakan insiden pembunuhan massal terburuk kedua sepanjang sejarah Jepang.