Saat waktu menunjukkan pukul 09:15 WIB, tiba-tiba Gunung Marapi meletus.
Baca Juga: Jumlah Korban Terbaru Akibat Erupsi Gunung Marapi: Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 22 Jiwa
Awan panas yang bercampur dengan debu serta suara dentuman yang keras terdengar.
Saat letusan terjadi, Abel dan temannya Sulastri masih berada di 10-15 meter dari Puncak Merpati.
Saat gunung sudah tak mengeluarkan batu dan asap, Sulastri, orang yang bersama Abel berteriak minta tolong pada para pendaki lain, dan untungnya ia berhasil diselamatkan.
Sementara Abel, ia sudah terkapar di cadas. Menurut seorang pendaki bernama Erri Incek, ia melihat batu seukuran bola kaki menerpa samping kepala Abel.
Bahkan, kondisi Abel saat ditemukan membuat para pendaki lain terheran, karena insiden baru terjadi beberapa saat, tapi kepalanya sudah dikelilingi lalat.
Kondisi Abel mengenaskan hingga akhirnya membuat pendaki lain bernama Herwin menutupi kepala korban dengan kantong plastik sebelum membantu temannya yang lain.
Dari kejadian ini, hanya ada 1 korban yang tewas, yakni Abel.
Hingga akhirnya, pada tanggal 5 Juli 1994 dibuatkanlah prasasti untuk korban.
Pemasangan prasasti ini dilakukan oleh kurang lebih 100 pendaki.
Beberapa kelompok yang ikut melakukan hal ini adalah JIPALA, KPA Rawa Rimba, KPA Kalila Wa dan lain-lain.
Saat meninggal, posisi Abel di tempat terakhirnya berada di dekat Puncak Merpati sebelah kanan arah pendakian.
Akan tetapi, pembuatan tugu dibuat di posisi yang menyerong ke Puncak Merpati karena berbagai pertimbangan.***