"Pada skala kelurahan, harus membangun hanggar untuk maggotisasi, untuk sampah organik tidak dibuang ke TPS tapi diolah di pusat pengolahan sampah organik di kelurahan," imbuhnya.
Dengan hadirnya para relawan, lanjut Dudy, diharapkan dapat menjadi pendorong masyarakat untuk dapat memilah dan mengelola sampahnya secara mandiri mulai dari sumber.
"Di Kota Bandung 272 RW jadi KBS (Kawasan Bebas Sampah). Ini yang ingin kita replikasi ke seluruh RW di Kota Bandung. Para pemuda peduli lingkungan harus beraksi sebagai langkah preventif. Dengan menyelesaikan sampah organik kita bisa menyelesaikan 50-60 persen sampah," kata dia.***