Hal ini tercermin dari non performing loan BRI yang tercatat 3,14% (bank only), sedangkan untuk segmen mikro NPL pada kuartal III-2023 tercatat 2,41%.
Baca Juga: Siaran Langsung dan Link Live Streaming Persib Bandung Vs Arema FC BRI Liga 1
Segmen Mikro Pendorong Kredit UMKM
Terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengakui bahwa performa kredit mikro secara umum lebih baik. “Kenapa kredit mikro masih tumbuh cukup bagus? Karena mikro ini jumlahnya jauh lebih banyak,” katanya.
Dia menjabarkan data pemerintah, saat ini di Indonesia memiliki lebih kurang 64 juta UMKM. Dari jumlah tersebut, 700.000 di antaranya merupakan segmen kecil, sedangkan segmen menengah kurang dari 100.000 pelaku usaha. Menurutnya, sisanya lebih dari 60 juta adalah pelaku usaha mikro.
Faisal melanjutkan, data yang lebih menarik adalah hanya sekitar 25% yang memiliki akses ke perbankan.
Baca Juga: Siaran Langsung Persita Tangerang vs Barito Putera BRI Liga 1, Berikut Link Live Streamingnya
Sebagian besar merupakan pelaku usaha kecil dan menengah. Artinya, hanya segelintir usaha mikro yang telah mendapatkan akses pembiayaan dari industri perbankan.
Dengan demikian ruang bank untuk ekspansi di segmen tersebut masih sangat lebar. Hal itu belum lagi ditambah dengan para pelaku usaha yang naik kelas dari ultra mikro ke mikro.
“Sehingga wajar pertumbuhan kredit mikro masih positif dan semakin besar porsinya,” kata Faisal.
Selain itu, kredit mikro bisa dibilang merupakan segmen yang lebih kebal terhadap kondisi ekonomi baik domestik, apa lagi global.
“Karena kebanyakan dari mereka bergerak di bisnis kebutuhan sehari-haris, sehingga tidak pernah kehilangan pasar dan selalu haus modal,” imbuhnya.
Hal itu terlihat pula dari kinerja kredit mikro di tataran industri. Bank Indonesia (BI) memaparkan, kredit UMKM tumbuh 8,2% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.332,9 triliun. Bila dirinci, segmen mikro tumbuh 25,7% yoy, kecil terkoreksi 1,3% yoy, dan menengah terkoreksi 5,3% yoy.