Manipulasi Gerakan Boikot Produk Israel, AQUA Tertangkap Basah Catut Nama Cendekiawan NU

photo author
- Rabu, 15 Mei 2024 | 11:30 WIB
AQUA Tertangkap Catut Nama Cendekiawan NU, Apa Kata Mereka? (AQUA / GoraJuara.com)
AQUA Tertangkap Catut Nama Cendekiawan NU, Apa Kata Mereka? (AQUA / GoraJuara.com)

Tidak berhenti di situ, Nadirsyah juga menuntut permintaan maaf resmi dari pihak Danone Indonesia, AQUA, dan CNN Indonesia.

“Saya meminta pihak Danone Indonesia, AQUA, dan CNN Indonesia meminta maaf secara resmi dan menghapus nama saya dalam pemberitaan tersebut,” tegasnya.

"Saya tunggu itikad baiknya," pungkasnya.

Baca Juga: Bojan Hodak Sikapi Hasil Imbang PERSIB vs Bali United dengan Positif: Kami Mencetak Gol dan Tidak Kalah

Danone Indonesia menjadi salah satu sasaran utama dalam gerakan boikot global, termasuk di Indonesia, karena dianggap memiliki keterkaitan bisnis dengan Israel.

Induk perusahaan AQUA, Danone SA yang berbasis di Prancis, diketahui memiliki saham di perusahaan makanan dan minuman yang merupakan market leader di Israel.

Gerakan boikot ini didorong oleh tuduhan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Gaza di Palestina, yang menewaskan sedikitnya 35.000 orang.

Baca Juga: Laga Sarat Dengan Drama! PERSIB Imbangi Bali United di Leg Pertama Semifinal Liga 1

Selama beberapa bulan terakhir, AQUA aktif melakukan kampanye untuk menepis anggapan bahwa mereka terkait dengan bisnis di Israel.

Salah satu langkah yang diambil adalah melalui iklan "Aqua 100% Indonesia" yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa mereka adalah perusahaan lokal, meskipun faktanya mereka merupakan bagian dari perusahaan asing, Danone.

Namun, upaya ini justru membuat mereka terperosok lebih dalam ketika ketahuan mencatut nama Nadirsyah Hosen tanpa izin dalam sebuah konten berbayar di CNN Indonesia.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Hapus Kelas 1, 2, 3, Apa Itu KRIS dan Bagaimana Pengaruhnya untuk Pelayanan Kesehatan?

Hal ini dianggap sebagai bentuk manipulasi informasi yang tidak hanya merugikan individu, tetapi juga menyesatkan publik.

Kontroversi ini membawa pelajaran penting tentang pentingnya etika dalam berbisnis dan komunikasi publik. Pencatutan nama tanpa izin, terutama oleh perusahaan besar, bisa berdampak serius terhadap reputasi individu dan kepercayaan publik.

Kasus ini juga menunjukkan bahwa upaya untuk menutupi atau mengaburkan fakta sering kali berujung pada konsekuensi yang lebih buruk.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Usie Mantapraja

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini