GORAJUARA,- Akhir pekan atau Sabtu dan Minggu biasanya hari yang ditunggu-tunggu. Di waktu itu, orang-orang biasanya memanfaatkan untuk beristirahat, berkumpul dengan keluarga atau berlibur sebelum menghadapi hari Senin atau waktu kerja.
Biasanya usai menghabiskan "kesenangan" di akhir pekan, banyak orang malas menghadapi hari Senin. Pasalnya, mereka harus berhadapan lagi dengan rutinitas kerja.
Tentu saja kebiasaan atau sikap jelang Senin ini tak boleh dibiarkan terus menerus. Salah satu cara untuk menghilangkannya adalah dengan berdoa.
Baca Juga: Buntut Cabut Laporan KDRT, Netizen Minta KPI Boikot Lesti Kejora dan Rizky Billar: Tidak Mendidik!
Rasa malas ini akan menghambat lancarnya aktivitas keseharian. Paling merugikan sekali, saat kesibukan menumpuk namun rasa itu tiba-tiba menjangkiti tubuh kita.
Dikutip jatim.nu.or.id, akibat rasa malas ada dua keadaan yang sering kita lalaikan dalam kehidupan kita, dan Rasulullah memang sudah mewanti-wanti akan kelalaian seorang Muslim ketika mendapatkan dua anugerah ini, yaitu sehat dan waktu yang luang.
Ada doa dari Rasulullah untuk menghilangkan rasa malas. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah memohon perlindungan dengan berdoa:
Baca Juga: Ditanya Soal Kehilangan Fans, Ini Jawaban Tegas Lesti Kejora
Baca Juga: Memiliki Tubuh yang Ideal, Berikut Tips Diet Ala Orang Perancis
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْل
Allâhumma innî a‘ûdzubika minal kasali wa a‘ûdzubika minal jubni wa a‘ûdzubika minal harami wa a’ûdzubika minal bukhli
Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku aku berlindung kepadaMu dari pikun, dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pelit.
Lagi-lagi memang rasa malas mudah menyerang saat kedua kondisi di atas berlangsung, saat sehat kita malas bersyukur, saat memiliki waktu luang kita malas memanfaatkannya.
Selain itu, malas dalam beribadah dan berbuat ketaatan pun kadang ditunggangi oleh banyaknya maksiat yang kita lakukan, na’uzubillah.