GORAJUARA - Seorang sahabat Rasulullah saw, Ali bn. Thalib ra sedang berjalan menuju masjid. Dia ingin menunaikan sholat Subuh berjamaah.
Di tengah perjalanan, langkahnya terhambat. Ada orang tua dari kalangan Yahudi yang berjalan di depannya. Ali tidak mendahului orang tua itu. Dia tetap berjalan di belakang orang tua itu.
Padahal di satu sisi, dia ingin segera sampai di masjid. Jika sampai di masjid lebih awal, tentu bisa menunaikan sholat sunnah. Terlebih jika dia belum menunaikan sholat sunnah fajar. Tentu berjalan cepat menuju masjid menjadi hal penting.
Baca Juga: Ini Cara Menjaga Ketauhidan dengan Logika
Sebagaimana diketahui Rasulullah saw pernah bersabda bahwa sholat sunnah fajar atau sholat sunnah dua rakaat sebelum Subuh, pahalanya lebih baik dari dunia dan seisinya.
Yang lebih penting lagi tentunya, Ali tidak ingin terlambat menunaikan sholat subuh berjamaah. Tapi biar bagaimana pun keinginannya, Ali tetap berjalan di belakang orang tua itu. Dia tidak ingin mendahuluinya. Ketika orang tua itu berbelok, barulah Ali mempercepat langkahnya.
Sementara di masjid, Rasulullah saw telah memimpin sholat Subuh berjamaah. Ketika sampai di posisi ruku’, Rasulullah saw memperpanjang durasi ruku’nya.
Para sahabat yang menjadi makmum di belakang bertanya-tanya. Mengapa Rasulullah saw begitu lama melakukan ruku’nya. Apakah beliau sedang menerima wahyu.
Ali pun tiba di masjid dan bertakbir serta mengikuti posisi Rasulullah saw yang sedang ruku’. Setelah itu, barulah Rasulullah saw melanjutkan gerakannnya.
Usai sholat Subuh berjamaah, para sahabat pun menemui Rasulullah saw dan bertanya perihal lamanya beliau dalam melakukan ruku'.
Baca Juga: Apa Boleh Tidur Setelah Salat Subuh? Simak 5 Alasan Mengapa Islam Melarang Tidur Setelah Salat Subuh
“Wahai Rasulullah, mengapa engkau lama ketika ruku’ tadi? Apakah engkau sedang menerima wahyu saat itu?,” tanya salah seorang sahabat.
Rasulullah saw pun menjawab bahwa dia tidak dapat bangun dari ruku’nya karena ditahan oleh malaikat Jibril.