GORAJUARA - Ketika Rasulullah saw melakukan Isra Mi'raj, awalnya beliau memperoleh perintah untuk menunaikan sholat sebanyak 50 waktu.
Setelah mendapat informasi dari nabi Musa bahwa umat nabi Muhammad saw tidak sanggup menunaikan sholat 50 waktu, Rasulullah saw menghadap Allah. Akhirnya diputuskan cukup 5 waktu saja.
Diantara sholat 5 waktu, ada dua sholat yang jaraknya dengan sholat berikutnya cukup jauh/lama
Baca Juga: Brisia Jodie Dibully Karena Warna Kulit, Fuji : Stop Berekspektasi Berlebihan
Yaitu jarak antara Subuh ke Dzuhur dan antara Isya ke Subuh. Sedangkan jarak 3 sholat lainnya ke sholat berikutnya relatif dekat.
Ketika sholat, ada hubungan/contact antara kita dan Allah. Saat tidak sholat, seolah tidak ada hubungan antara kita dan Allah.
Padahal tidak demikian. Allah dengan syari'at-Nya menjaga agar hamba-Nya selalu berhubungan/contact dengan-Nya.
Ada sholat Dhuha, antara sholat Subuh dan Dzuhur. Ada Tahajud, antara sholat Isya dan Subuh.
Juga ada sholat-sholat sunnah rawatib, baik ditunaikan sebelum maupun sesudah sholat 5 waktu.
Tidak cukup itu. Allah swt melalui Rasulullah saw mensyariatkan doa di berbagai aktivitas.
Ketika ingin tidur dan bangun tidur. Sebelum dan sesudah makan. Saat ingin bepergian, bercermin dan di berbagai aktivitas lainnya.
Baca Juga: Penelitian Jawab Manfaat Cacing untuk Tipes dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengkonsumsinya
Belum lagi Islam juga mengajarkan berbagai dzikir. Ada dzikir pagi dan petang, dzikir setelah sholat, dzikir sebelum tidur, dzikir melindungi diri dari gangguan syetan dan sebagainya.
Sholat 50 waktu tidak jadi disyari'atkan untuk umat Islam. Namun dengan adanya sholat-sholat sunnah, berbagai doa dan beragam dzikir yang jumlahnya banyak, maka bobotnya tidak kalah dengan sholat 50 waktu.