GORAJUARA - Umat Islam baru saja merayakan Idul Fitri 1445 H atau Lebaran. Setelah merayakan hari kemenangan ada salah satu ibadah sunah yang sangat dianjurkan, yakni puasa Syawal selama 6 hari.
Orang yang berpuasa Ramadhan kemudian disambung dengan puasa Syawal selama enam hari, seperti sabda Rasulullah SWA, akan memperoleh pahala senilai puasa satu tahun.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya, “Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim)
Puasa Syawal idealnya dilakukan enam hari berturut-turut persis setelah hari raya Idul Fitri, yakni tanggal 2-7 Syawal. Namun, orang yang berpuasa di luar tanggal itu, sekalipun tidak berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh
Dilansir dari NU Online, tata cara puasa Syawal sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dengan menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Berikut adalah lafal niatnya yang dibaca pada malam hari, نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Taala.
Selain pahalanya sangat besar, puasa sunah Syawal juga mempunyai beberapa keutamaan, di antaranya bisa menjadi penyempurna puasa Ramadhan.
Kemudian, merujuk surat Al-An’am ayat 160 dijelaskan bahwa setiap satu amal ibadah akan dibalas pahala sepuluh kali lipatnya.
Karenanya, mengacu pada penjelasan ini, jika dikalkulasikan maka satu bulan puasa Ramadhan dikali 10 sama dengan 10 bulan, kemudian 6 hari puasa Syawal dikali 10 sama dengan 2 bulan. Jadi 10 bulan ditambah 2 bulan sama dengan 12 bulan atau satu tahun.