MEDAN, GORAJUARA.com - Jika dilayani dengan sepenuh hati ternyata anak berkebutuhan khusus (ABK) mampu berdiskusi dalam memecahkan masalah, terutama dalam kaitannya dengan mata pelajaran yang dipelajari di sekolah.
Seperti yang dilakukan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumetera Utara untuk mendongkrak prestasi siswa mengembangkan metoda Forum Grup Diskusi (FGD).
Kepala SLBN Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumetera Utara Nuryaningsih, S.Pd.,M.Pd., mengatakan, implementasi dari FGD adalah ssasment siswa atau hasil pelatihan guru.
“Dalam FDG yang dibahas seputar tentang kesulitan dan saran masalah siswa kepada masing-masing guru, pembuatan RPP, dan pengajaran keterampilan untuk siswa sesuai dengan bakat dan minatnya,” kata Nuryaningsih kepada Gorajuara.com,Rabu (18/8/2021).
Tingkat keberhasilan dari FGD, tegasnya, siswa mampu menunjukkan prestasinya. Seperti piawai dalam kegiatan marching band, membuat dan menjual hasil produknya, yakni sabun cair, kripik, dan tata boga.
“Adanya hasil karya nyata yang dihasilkan mereka, sehingga masyarakat mulai percaya dan mau menyekolahkan anak-anaknya yang memiliki keterbatasan ke SLB, tanpa kami banyak melakukan sosialisasi lagi,” ujarnya.
Setelah mengikuti Forum Grup Diskusi, aku Nuryaningsih, para ABK ini dapat memilih keterampilan sendiri sesuai dengan bakat, minat dan yang disukainya. “Kami mempersilakan mereka untuk memilih sendiri, maka ada yang tertarik mengikuti ketarampilan tata boga, pembuatan sabun cair, salon, marching band , nasyid dan kegiatan keagamaan,” katanya.**