GORAJUARA.com - Postur tubuhnya memang mungil, tetapi bernyali besar. Apalagi ketika menghadapi musuh, sekalipun fisiknya lebih besar, ia tidak akan gentar untuk melawannya. Itulah sosok Salsabila A. Solehah Ariyadi, siswi SMP Negeri 1 Cimanggung, Kabupaten Sumedang yang jago karate.
Salsa, begitu panggilan akrab gadis berpewarakan kecil yang dududk di bangku kelas IX, salah satu siswa yang memiliki banyak prestasi dalam cabang olahraga karate. “Aku menyenangi karate memang sejak kecil, dan menjadi hobi. Alhamdulillah, berkat karate ini aku bisa menyandang predikat sebagai siswa berprestasi di SMP Negeri 1 Cimanggung,” tuturnya kepada Gorajuara, Sabtu (14/8/2021).
Lalu prestasi apa saja yang pernah diraih Salsa? Menurutnya, sekian ajang kompetisi karate yang pernah diikutinya, di antaranya pernah menjadi juara 2 Inkai di Jakarta tingkat nasional tahun 2018, juara 3 Kejuaraan se-PB Forki di Cimahi tahun 2019, juara 1 kejuaraan tingkat Kabupaten Sumedang tahun 2020, juara 2 dan juara 3 Kejuaraan Karate di Itenas Bandung tahun 2017 dan 2017, juara 2 Kejuaraan Karate Yonif 330 Cicalengka (mengikuti 3 katagori, yakni kata individu, tim, dan kumite) tahun 2020, dan juara 3 Kejuaraan Karate yang diselenggarakan STKIP Bandung.
"Aku sangat senang, karena apa yang dicita-citakan selama ini bisa tercapai. Latihan yang keras dan bersungguh-sungguh itu kuncinya. Capek dalam latihan tidak masalah, karena demi mencapai keinginan. Sebab segala sesuatu yang dilaksanakan dengan ikhlas, termasuk latihan karate setiap hari, pasti akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” ujarnya.
Salsa juga bercerita tentang perasaannya ketika menghadapi karateka yang menjadi lawannya saat mengikuti kejuaraan. Rasa nervous dan deg-degan sebelum bertanding itu sangat manusiawi, apalagi melihat postur tubuh lawan yang jauh lebih besar dan tinggi.
"Aku ini kan kecil sedangkan lawan besar, tapi bagaimana caranya aku tidak menjadi kecil ketika bertanding. Pokoknya aku percaya diri saja, dan merasa yakin bisa mengalahkannya. Itu cara aku menghilangkan rasa nervous dan deg-degan," tandas anak kedua dari 2 bersaudara pasangan Suyadi dan Menik Hendaryasih.
Selama mengikui turnamen, menurut Salsa, kita berusaha untuk menjadi yang terbaik dan bisa memboyong medali yang bisa dipersembahkan ke sekolah. Tetapi kalau kalah jangan putus asa, tetapi harus dijadikan motivasi untuk lebih meningkatkan lagi latihan.
“Ya, bagi aku sih menjadi juara bersyukur, kalah juga jangan pernah putus asa. Kekalahan harus dijadikan penyemangat untuk lebih keras lagi berlatih,” tutur Salsa yang bercita-cita menjadi psikolog.**