GORAJUARA - Kepedulian PANDI dengan AKSI terhadap dunia pendidikan, bersama dengan tim ahli manajemen dari mantan pegawai BUMN, merumuskan sebuah alat asesmen PAQSI.
Asesmen ini mengadopsi model Malcolm Baldridge. Hasilnya akan didedikasikan untuk digunakan sebagai alat untuk mengasesmen kualitas produk dan layanan pendidikan.
AKSI menawarkan sebuah nama produk dengan akronim PAQSI (Product Quality for Self Improvement). Sebuah produk menyerupai ISO dan sejenisnya.
Baca Juga: Jangan Salah Memahami Kualitas dan Produk Pendidikan
Keunggulan PAQSI dalam melakukan asesmen, tidak berfokus pada bukti-bukti fisik, tetapi penggalian data secara akurat melalui instrumen wawancara atau daftar ceklis.
Hasil asesmen PAQSI digunakan untuk melihat kualitas produk pendidikan, berupa program dan proses layanan yang dilakukan dalam sebuah lembaga pendidikan.
Hasil asessmen yang ditemukan, bukan untuk mengevaluasi kinerja kepala sekolah atau guru di lembaga satuan pendidikan, tapi sebagai data untuk self improvement satuan pendidikan.
Baca Juga: Kerjasama PANDI dan AKSI, Mengembangkan Alat Ukur Malcolm Baldridge
PAQSI rencanananya akan digunakan sebagai alat diagnosis bagi lembaga pendidikan yang membutuhkan atau berkeinginan mengetahui kualitas produk dan layanan pendidikan.
Jika instrumen sudah jadi, PAQSI akan diujicobakan pada satuan-satuan pendidikan yang bersedia. Kepala sekolah yang tergabung dalam AKSI akan diajak berkolaborasi.
Adapun penamaan produk dengan nama PAQSI, untuk saat ini baru usulan dari AKSI untuk memperkenalkan produk asesmen menjadi khas di dunia pendidikan.
Baca Juga: Cara Menabung Saham Dengan Uang Receh 5000 Rupiah
PAQSI diharapkan menjadi kontribusi orprof untuk menjaga kualitas produk pendidikan. Sekaligus memberi pemahaman pada para pemangku pendidikan, tentang kualitas pendidikan.
Kualitas pendidikan bukan dilihat dari berapa lulusan yang dihasilkan, dan lulusannya jadi apa, tetapi diutamakan sejauhmana kualitas proses layanan pendidikan yang dilakukan.