GORAJUARA - Wawancara bersama Prof. Nana Supriatna, M.Ed. di Kantornya Program Studi Pendidikan Sejarah, Selasa, 21 Juni 2022. Beliau dikenal sebagai guru besar milenial mengatakan, artikel terindek Scopus bagian dari tirani metrik.
Prof. Nana mengemukakan ada buku menarik berjudul The Tyranny Of Metrics karya Jerry Z Muller (2018). Bukunya berbicara tentang apa yang terjadi sekarang.
Kampus sebagai lembaga intelektual ternyata tidak lepas dari tirani metrik. Keunggulan kampus dilihat dari data statistik kemudian dibandingkan dengan kampus lain senegara dan sedunia.
Baca Juga: Syarat Sidang Artikel Terindek Scopus, Kontradiktif dengan Kampus Merdeka
Kampus dirangking berdasarkan jumlah dipublikasi artikel di "market place". Selanjutnya publikasi artikel di rangking berdasar kampus dan negara.
Negara-negara sedikit publikasi artikel dianggap negara terbelakang, dan pola pikir ini terkondisikan seumur-umur. Negara-negara terbelakang terkondisikan terbelakang.
Prof. Nana mengatakan, betul kita sudah merdeka secara fisik, tapi mental kita masih terjajah, dan terkondisikan terus terjajah.
Baca Juga: Kecerdasan IQ Sekarang Urutan Ke 21, Ini Cara Sukses Abad Sekarang...
Di kampus, secara intelektual kita berkelas tinggi, berbicara tentang postmodernisme, dan critical thingking. Bahkan ada jargon kampus merdeka, faktanya kita tetap saja masih dikendalikan.
Kebenaran yang diciptakan dari metrik belum tentu benar. Metrik mengukur kebenaran berdasarkan jumlah statsitik pengguna dan ujungnya jadi rangking atau popularitas.
Kampus jadi populer karena menjadi kampus pengakses internet terbanyak, apakah berbanding lurus bahwa kampus menjadi penyelesai masalah?
Baca Juga: Adversity Quotient, Kemampuan Bertahan Dalam Kondisi Sulit, Melatih Mental Petarung
Data metrik membungkus kekurangan kampus dengan rangking dan popularitas. Masalah-masalah sosial fundamental butuh sentuhan tangan para intelektual.
Kebenaran sekarang bergeser menjadi data metrik. Big data sebagai sumber kebenaran metrik belum tentu selalu benar.