lipsus

Sejatinya Guru Itu Harus Menjadi Role Model Bagi Siswa dalam Menulis

Jumat, 18 Februari 2022 | 10:25 WIB
Koordinator Best Practice Guru SMA Negeri 18 Kota Bandung, Gita Maharani, S.Pd., (Foto: Gorajuara.com/Ahmad Fauzi Jaelani)

“Nah, di sini kami memotivasi, mendorong para guru untuk membuat karya best practice. Alhamdulillah oleh Ibu Kepala Sekolah difasilitasi, karena kalau tidak akan susah berjalan. Kalau saya  menggerakan guru-guru atas nama  pribadi, mungkin kata guru-guru siapa loe?,” kata Gita sambil tertawa.

Sejatinya seorang guru yang memiliki banyak amal baik,  tegas Gita,  harus menuliskan pengalaman baiknya untuk berbagi pengalaman, baik kepada guru lain, siswa atau orang tua siswa.

“Karena kan orang tua siswa juga tidak tahu apa yang dilakukan guru. Ketika mereka membaca Best Practice  mungkin orang tua siswa akan mengetahui ternyata menjadi seorang guru tidak mudah dan perlu perjuangannya. Kira-kira seperti itulah kenapa guru harus bisa menulis,” ujarnya.

Ternyata anak di rumahnya itu susah dikendalikan, jelas Gita, begitu dia menemukan guru yang tepat jadi terkendali.
Anak yang ternyata tidak memiliki percaya diri, jelasnya, sehingga potensinya tidak berkembang, maka  atas dorongan guru dia bisa berkembang, maju dan menjadi seseorang yang sukses dikemudian hari.

“Nah, ini yang harus diketahui oleh masyarakat bahwa guru itu perjuangannya seperti apa? Guru di sekolah itu tidak seperti dosen di Perguruan Tinggi, kalau dosen mungkin sekedar mentransfer ilmu, tetapi guru di TK, SD sampai SMA/SMK, selain transfer ilmu kita juga harus melakukan pembinaan secara karakter dan mental siswa,” ucapnya.

Apalagi anak SMA itu  masa-masanya remaja, kata Gita, artinya anak baru gede (ABG) sudah mulai ditinggalkan, mereka sedang menuju ke gerbag kedewsaan.

Eksistensi dirinya ingin diakui, terkadang cara untuk membangkitkan eksisennsinya kurang tepat. Mereka terkadang nakal, padahal sebenarnya bukan nakal, tetapi ingin mencari jati diri, ingin menunjukan aku ini siapa?

Dalam program best practice atau praktik baik, Gita menyebutkan, dirinya membuat sebuah karya dengan judul  ‘Pembelajaran Kolabiratif Mengasah Daya Kreatif’.

Pesan dalam tulisan tersebut kaitannya dalam proses belajar mengajar. Ternyata anak-anak itu lebih senang belajar di luar kelas dibandingkan dengan di dalam kelas.

“Nah, Ibu Kepala Sekolah kepada guru memberikan keleluasaan dan mempersilakan untuk membuat model pembelajaran yang menyenangkan, sehingga anak-anak merasa bagja,  gembira,  bahagia, tidak terbebani dengan mata pelajaran,” pungkas Gita.***

Halaman:

Tags

Terkini

Berikan Hak Pengelolaan Guru Pada Kemdikbud...

Minggu, 21 Januari 2024 | 19:01 WIB

Sosialisasi Sapadisdik KCD Wilayah VII

Jumat, 8 Desember 2023 | 14:10 WIB

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Tanpa Kertas....

Rabu, 6 Desember 2023 | 18:04 WIB

5.800 Beasiswa Perguruan Tinggi Pemerintah Jawa Barat.

Kamis, 30 November 2023 | 04:44 WIB

Sekjen DPP AKSI...Apresiasi Kegiatan BBGP....

Rabu, 22 November 2023 | 15:12 WIB

Jadi Guru Super Kepo Karena Amanat Guru...

Rabu, 22 November 2023 | 07:20 WIB

SMAN 15 Bandung Dirikan Galeri Investasi Edukasi...

Sabtu, 18 November 2023 | 09:57 WIB

SMAN 15 Bandung Dorong Kolaborasi dengan IKA Libels...

Jumat, 17 November 2023 | 21:47 WIB

SMAN 15 Bandung Lakukan LDKS....

Minggu, 12 November 2023 | 11:17 WIB