GORAJUARA - Pandemi Covid-19 tak mengurangi semangat untuk tetap berprestasi, terbukti dari siswa kompetensi keahlian Seni Karawitan SMK Negeri 1 Sumedang mampu membuktikan kepiawaiannya pada ajang Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun 2021.
Menurut Kepala Program Seni Karawitan SMK Negeri 1 Sumedang, Adi Kurniawan, S.Pd., M.Hum., meski dalam kondisi serba terbatas, namun siswa dapat menunjukkan prestasinya pada kegiatan FLS2N tingkat Provinsi Jawa Barat 2021.
Baca Juga: Penafsiran Hukum Tidak Bisa Dilakukan Secara Sembarangan
“Ini sebuah pencapaian yang baik bagi kami, karena dimasa pandemic Covid19 tidak menjadi hambatan bagi siswa untuk tetap bisa berprestasi,” katanya.
Dani Setiawan kelas XI Seni karawitan berhasil menjadi juara 3 FLS2N tingkat Provinsi Jawa Barat 2021 bidang lomba gitar solo. Sedangkan Akhmal Mulyadi, Ruhiyat, Syahrul Anshori, Riyanto Rizki Priatna dan Muhamad Fahmi Alzan kelas XII Seni Karawitan berhasil menjadi juara 2 FLS2N bidang lomba music tradisi daerah tingkat Provinsi Jawa Barat 2021.
Baca Juga: Simak Tips Mempelajari UTBK dalam Lima Bulan
“Alhamdulillah meski belajar dalam keterbatasan, anak-anak mampu menunjukkan prestasinya, itu sudah sangat luar biasa. Pembelajaran yang kurang optimal, tetapi anak-anak masih mampu berprestasi ditingkat Provinsi Jawa Barat, itu sebuah hal yang positif,” sebut Adi.
Menyinggung program dari Kompetensi keahlian Seni Karawitan, Adi mengungkapkan, saat ini sedang mempersiapkan pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL). Lokasi pelaksanaan PKL tersebut berada di Kabupaten Majalengka dan Bogor.
Baca Juga: Simak Kenapa Perokok Pasif Cenderung Lebih Rentan Terkena Kanker Paru-Paru Daripada Perokok Aktif
“Ketika berbicara kegiatan kedepan dalam pelaksanaan PKL tentu saja belum ada dan masih melihat kondisi yang berkembang saat ini, ada beberapa opsi berkaita dengan pelaksanaan PKL saat ini diantaranya pelaksanaan PKL di IDUKA dan Pelaksanaan PKL di sekolah.” ujarnya.
Khusus untuk kompetensi keahlian Seni Karawitan, ungkap Adi, dalam proses pembelajaran tentu saja yang menjadi hambatan adalah kurangnya pelaksanaan tatap muka disekolah. Sehingga sangat mempengaruhi terhadap perkembangan kemampuan kompetensi siswa.
Baca Juga: Kisah Pilu Sang Perokok Pasif Bertemu Sel Mutan Penyebab Kematiannya : Lebih Rentan Terkena Kanker Paru-Paru
Untuk kejuruan, lanjut Adi, memang perlu banyak pembelajaran tatap muka, karna untuk melatih keterampilan siswa dan lain sebagainya.
Saat ini pembelajaran sudah diizinkan, ada yang tatap muka secara langsung dan sebagian siswa belajar secara daring. “Nah, bagi yang daring pembelajarannya dapat dibekali dengan beberapa video pembelajaran oleh gurunya atau tugas terstruktur,” katanya.
Baca Juga: Inilah 5 Alasan yang Bikin Kamu Menyerah Saat Belajar
Tugas terstruktur, tambah Adi, merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik untuk mencapai standar kompetensi tertentu dan memiliki target yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. Kita ambil contoh dalam mata pelajaran praktek instrument individu pokok (PIIP).
“Jadi saya sebagai guru, misalnya mengirimkan materi pembelajaran dalam bentuk video pembelajaran, anak-anak mempelajari kedalaman materinya di rumah," katanya.
Baca Juga: Simak 5 Tips untuk Mencari Ide
Pengembangan, interpretasi, dan penerapan kemampuan dalam memainkan instrument musik individu pokok dapat dimainkan sesuai dengan kemampuan siswa. Pelaksanaan evaluasi baru akan kita lakukan setelah tatap muka langsung dengan siswa di sekolah,” lanjut Adi.
Sebagai Kepala Program Seni Karawitan, Adi berharap keberadaan seni karawitan ini terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dan dapat menghasilkan karya-karya baru, namun tentu saja saja tidak meninggalkan akar tradisi sebagai identitas budaya bangsa.
Baca Juga: Tertusuk Paku Berkarat, Perhatikanlah Hal Ini
“Masa pandemi Covid-19 mudah-mudahan cepat selesai agar aktifitas berjalan dengan normal. munculnya kreatifitas para peserta didik, dalam hal ini karya yang inovatif dapat kembali tumbuh dan ditunjukkan oleh generasi penerus bangsa,” harap Adi.
Selain itu, tegas Adi, adanya wadah dan sarana apresiasi bagi para generasi muda untuk terus mencintai dan mengembangkan karya-karya inovatif dari kesenian-kesenian tradisional, khususnya di Jawa Barat, umumnya Indonesia sangat ditunggu keberadaannya.***