GORAJUARA – Menjadi seorang guru pendidikan khusus memang bukan pilihan yang lazim.
Namun, bagi Nuning Sapta Rahayu, panggilan jiwa untuk mengabdi kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) autis adalah sebuah pilihan Tuhan yang indah.
Ia adalah salah satu guru pendidikan khusus di SLB negeri di kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang dikenal akan prestasinya yang menginspirasi.
Dilansir GoraJuara.com dari laman autismspeaks.org, Karena bagi Ibu Nuning Sapta Rahayu, Allah SWT tidak akan memilihnya menjadi guru pendidikan khusus untuk ABK autis, jika tidak memiliki tujuan dan rencana.
“Panjang untuk diceritakan, tapi saya yakin ini bukan hanya sekedar pilihan. Allah SWT memiliki tujuan dan rencana tertentu, menetapkan saya sebagai guru pendidikan khusus,” ucap perempuan kelahiran tahun 1987 tersebut.
Dalam melakukan pembelajaran terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) autis, perempuan yang kerap dipanggil dengan sebutan Ibu Nuning ini seringkali menggunakan teknik ABA. Khususnya teknik ABA Discrete Trial Training (ABA DTT).
Teknik ABA yang dimaksud yakni sebuah metode pengajaran dengan menerapkan ilmu behaviourisme (perilaku).
Umumnya, teknik ABA menggunakan 3 proses pembelajaran.
Antara lain dengan proses isyarat dan juga instruksi yang dikenal dengan proses anteseden, proses perilaku, dan yang terakhir yakni dengan proses konsekuensi.
Sementara Discrete Trial Training (DTT) yakni merupakan bagian dari teknik ABB.
Dalam hal ini, teknik ABA DTT lebih mengarah kepada memecah sebuah keterampilan menjadi bagian-bagian kecil yang lebih diskrit.
Umumnya, guru pendidikan khusus yang menerapkan teknik ABA DTT ini akan mengajarkan suatu keterampilan secara satu persatu.