GORAJUARA - SMAN 15 Bandung mengedukasi siswa kurangi sampah dengan Gerakan Mungut Sampah (GMS). Program GMS adalah upaya KCD Wilayah VII respon masalah darurat sampah.
Dr. Ai Nurhasan, AP. M.Si menargetkan GSM sebagai upaya dunia pendidikan merespon masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Setiap satuan pendidikan diharapkan terus kampanyekan GMS.
SMAN 15 Bandung melakukan inovasi GMS dengan melakukan gerakan kurangi sampah plastik melalui berbagai cara. Seluruh warga sekolah diarahkan untuk memilah sampah.
Baca Juga: Inti Hidup Adalah Mengendalikan Amarah
Untuk menampung sampah organik dari dedaunan, disiapkan lubang-lubang bio kompos ukuran 2 x 2 meter dengan kedalaman 1,5 meter. Sampah dedaunan ditampung dalam lubang bio kompos.
Sampah plastik yang bisa di daur ulang dipilah. Seluruh warga sekolah digerakkan untuk membuang sampah pada tempatnya dan dipilah.
Untuk sampah yang bisa di daur ulang, SMAN 15 Bandung berkolaborasi dengan pengepul sampah plastik. Sampah plastik yang sudah dipilah dikumpulkan kemudian diambil oleh pengepul.
Baca Juga: Pesan Spiritual Kang Yosep Pencipta Teknologi Pemusnah Sampah... Hayu Ngahiji....
Kegiatan sudah berjalan satu bulan. Jumlah sampah plastik yang bisa dipilah terkumpul satu mobil bak terbuka. Sampah plastik oleh pengepul dihargai Rp. 1500 per kg.
Untuk memotivasi para petugas kebersihan, dana hasil penjualan sampah plastik dikumpulkan kemudian di tabung di rekening saham. Target saham yang terkumpul adalah 1 juta lembar.
Kelak jika sama sudah terkumpul satu juta lembar, maka dari penghasilan deviden per tahun petugas kebersihan akan mendapat kesejahteraan tambahan dari memungut dan memilah sampah.
Baca Juga: SMA Terbuka Jadi Solusi Pendidikan Abad 21...
Gagasan memungut dan memilah sampah dengan nabung saham diungkapnya oleh Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. kepala SMAN 15 Bandung.
Toto berharap menggabungkan mungut dan milah sampah dengan nabung saham bisa memicu prilaku mungut dan milah sampah bisa berjalan secara berkelanjutan.