GORAJUARA - Celana dalam memiliki sejarah yang panjang dalam perkembangannya. Sebelum bentuk celana dalam menjadi seperti yang kita kenal sekarang, celana dalam dulu di kenal sebagai cawet yang berupa strip panjang bentuknya melewati kedua belahan kaki yang kemudian diikat pada sekitaran pinggang. Cawet inilah cikal bakal celana dalam.
Menurut sejarah celama dalam digunakan pertama kali oleh bangsa mesir kuno yang pada saat itu dikenal dengan nama "schenti" yang terbuat dari bahan tenunan kapas dan bahan lainnya yang digunakan menggunakan semacam sabuk.
Lanjut ke masa berikutnya yang dikenal sebagai abad pertengahan yaitu sekitar abad ke 5 hingga ke 15 masehi. Celana dalam pria di barat mulai berevolusi menjadi lebih longgar dan cawat pun mulai tergantikan.
Cawat berganti menjadi Braise.Braise adalah bahan yang mirip dengan celana dan lebih longgar ketimbang cawet dan pemakaiannya lebih praktis. Dalam memaksi braise,orang - orang cukup memasukan kedua kaki kedalam lingkaran kain yang kemudian dapat diikat di pinggang. Berbeda dengan cawet, braise terasa ketat dipertengahan betis.
Keunikan dari braise adalah adanya flap. Flap merupakan bagian dari braise yang dapat dikancingkan atau ditutup erat pada bagian depan yang dapat memungkinkan pria membuang air kecil secara langsung tanpa harus menurunkan braise dari pinggang.
Ketika mesin pintal ditemukan dan kemudian muncul kapas pada abad ke 18 berdampak pada produksi katun yang semakin mudah. Barulah dimulai produksi massal pakaian dalam. Pada tahun 1911 produksi pakaian dalam akhirnya berkembang pesat.
Baca Juga: One Piece 1073: Stussy Bongkar Sejarah Kelompok Bajak Laut Rocks, Termasuk Insiden God Valley!
Perkembangan celana dalam beriringan dengan perkembangan teknologi dan kemunculan berbagai bahan. Perkembangan celana dalam untk wanita terjadi secara cepat di era perang dunia pertama. Kemudian tahun 1930 an mulai dipetkenalkan celana dalam berbahan lateks, karet dll.
Hingga pada 19 Januari 1935 sebuah perusahaan bernama Coopers memulai produksi celana dalam berbentuk segitiga pertama di Chicago yang akhirnya diikuti oleh perusahaan lainnya.
Pada tahun 1938 bahan berupa nilon sintetik mulai digunakan sebagai bahan dalam pembuatan celana dalam. Lompatan teknologi dalam pembuatan celana dalam terjadi pada tahun 1959 setelah ditemukannya bahan yang bernama lycra yaitu kombinasi antara nilon dan kapas yang membuat celana dalam lebih kuat dan elastis.
Dengan berjalannya waktu ditahun 1960 an dan 1970 an ukuran celana dalam mengalami perubahan semakin mengecil memenuhi selera pengguna.
Sekarang pembuatan celana dalam bukan hanya berdasarkan fungsi untuk melindungi organ vital saja. Tapi sudah berkembang ke fashion dengan terciptanya beraneka ragam model dan bahan yang digunakan untuk membuat celana dalam itu sendiri. Bahkan sekarang perusahaan berlomba lomba membuat celana dalam untuk kesehatan,dengan berbagai bahan dan teknologi yang tersedia.***