GORAJUARA - Di sebuah desa, hiduplah seorang cendikiawan. Setiap hari, penduduk desa mengadukan permasalahan mereka pada sang cendikiawan.
Sang cendikiawan memutar otak untuk memberikan solusi. Akhirnya cendikiawan itu membuat sebuah lelucon.
Cerita ini seperti Gorajuara lansir dari akun Instagram @cokrogunawan.
Baca Juga: One Piece 1072: Terungkap, Identitas Wanita yang Akan Menjadi Kunci Perdamaian Dunia, Ternyata....
Mendengar lelucon sang cendikiawan, penduduk desa tertawa terbahak-bahak. Namun keesokkan hari, keadaannya berbeda
Keesokkan harinya, penduduk desa kembali mengadukan permasalahannya ke cendikiawan. Masih dengan permasalahan yang sama.
Baca Juga: Wah! Harris Vriza Unggah Foto Nikah Sama Cut Syifa, Rizky Billar : Kok Bisa-bisanya Gua Gak Diundang
Cendikiawan itu kembali menceritakan cerita lelucon, persis seperti kemarin. Penduduk desa kembali tertawa, hanya tidak seheboh seperti sebelumnya.
Pada esok harinya, penduduk desa kembali menemui cendikiawan itu. Mengadukan permasalahan yang sama dan cendikiawan juga menceritakan kisah lelucon yang sama.
Baca Juga: Resep Hidangan Khas Imlek 2023: Kue Keranjang ala William Wongso
Kali ini para penduduk tidak tertawa. Mereka bosan mendengar cerita lelucon yang sama.
Cendikiawan itu bertanya, “Mengapa kalian tidak tertawa dengan lelucon itu?”
“Kami sudah tahu akhir dari cerita lelucon itu. Kami sudah bosan mendengar cerita tersebut,” jawab penduduk desa
“Jika kalian sudah bosan dengan cerita lelucon itu, maka mulailah kalian bosan terhadap masalah yang dihadapi dan mulailah mencari solusinya,” jelas cendikiawan
Begitulah, kita lebih suka terhanyut pada permasalahan daripada mencari solusinya. Kita lebih senang sedih karena ada permasalahan daripada semangat mencari solusi. ***
