GORAJUARA - Sekarang dikenal dengan ilmu public speaking. Berbicara di depan orang banyak ternyata ada ilmunya.
Mempelajari public speaking, soal bagaimana mengatasi gugup, bagaimana mengatasi kondisi ketika apa yang akan disampaikan hilang dan seterusnya.
Ilmu public speaking ini bisa digunakan untuk kondisi apa saja. Baik sebagai penceramah, pembawa acara, pidato dan sambutan-sambutan singkat.
Baca Juga: 7 Film Terbaik Edisi 17 Agustus 2022, dalam Peringatan HUT RI 2022 ke 77
Dalam kehidupan, kita tidak lepas dari kondisi-kondisi yang menuntut untuk berbicara di depan umum.
Oleh karenanya, ilmu public speaking menjadi penting untuk diketahui, disamping kemampuan dalam menulis.
Setidaknya itulah yang disampaikan oleh HOS Tjokroaminoto, “Demi menjadi orang besar, pemuda harus menulis seperti wartawan dan berbicara seperti orator.”
Baca Juga: TERBARU! Kumpulan 17 Link Twibbone Menyambut HUT Kemerdekaan RI 77
Ungkapan inilah yang menggugah Soekarno muda untuk belajar dan berlatih berpidato.
Mengutip dari buku Untold Story, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, karya Cindy Adams, Soekarno bercerita, “Kamarku tidak pakai jendela sama sekali. Dan tidak berpintu. Di dalam sangat gelap sehingga aku terpaksa menghidupkan lampu terus-menerus sekalipun di siang hari.”
Di kamar inilah, Soekarno belajar dan berlatih berpidato, sambil menghadap ke cermin.
Karena ketika latihan orasi, Soekarno sering berteriak-teriak, kadang membuat teman-temannya jengkel. Di antara mereka adalah Kartoseowirdjo teman karibnya.
Dia kerap menyebut Soekarno sebagai orang gila karena hobinya suka berbicara sendiri.